Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Teritorial I Malaysia Tetapkan Status Siaga Penuh di Sabah

Filipina Bantah Rencana Invasi

Foto : AFP/MOHD RASFAN

SIAGA KEAMANAN l Seorang polisi bersenjata sedang menjaga posko pemeriksaan keamanan di Distrik Lahad Datu, Sabah, Malaysia, pada awal March 2013 lalu. Pada Sabtu (11/12), Menhan Filipina membantah laporan yang isinya menerangkan bahwa para pemimpin di Filipina selatan telah menyusun rencana untuk menyerang Negara Bagian Sabah, Malaysia timur.

A   A   A   Pengaturan Font

ZAMBOANGA - Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, pada Sabtu (11/12) membantah tulisan artikel di mediaSouth China Morning Post(SCMP) edisi pekan lalu yang menulis bahwa para pemimpin di Filipina selatan telah melakukan pertemuan rahasia untuk menyusun rencana bagi mengirim sekitar 600 orang untuk menyerang Negara Bagian Sabah, Malaysia timur.

Dalam artikelnya,SCMPmenguraikan bahwa pertemuan rahasia itu terjadi pada 1 Desember lalu di Kepulauan Sulu.

"Itu adalah berita bohong. Tidak benar," kata Menhan Lorenzana kepada laman beritaBenar News.

Dalam tulisan artikelnya yang belum diverifikasi baru-baru ini,SCMPmelaporkan bahwa para pemimpin dari pulau-pulau di bagian selatan Filipina baru-baru ini bertemu tetapi tidak untuk merencanakan invasi ke negara bagian Sabah, Malaysia timur

Bantahan Menhan Filipina itu ditegaskan kembali oleh juru bicara Satuan Tugas Gabungan Sulu, Letnan Pertama Jerrica Manongdo.

"Para pemimpin dari pulau-pulau di bagian selatan Filipina baru-baru ini memang bertemu tetapi tidak untuk merencanakan invasi ke Sabah," kata Manongdo. "Pertemuan itu tidak ada hubungannya dengan Sabah atau Malaysia," tegas dia.

Sementara itu Malaysia sendiri telah mengatakan sehari sebelumnya bahwa mereka juga tidak menemukan bukti rencana adanya serangan ke Sabah, tetapi pihaknya tetap menempatkan sejumlah pasukan keamanan dan menetapkan status siaga penuh di negara bagian itu menyusul munculnya laporan tersebut.

Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, mengatakan kementeriannya sedang mencoba untuk memverifikasi informasi tentang dugaan plot dengan rekan-rekannya di Filipina.

"Setiap bentuk ancaman harus diverifikasi secara independen dan ditanggapi dengan serius, meski tidak terbukti," kata Menhan Hishammuddin dalam sebuah pernyataan seraya menambahkan bahwa badan intelijen Komando Keamanan Sabah Timur sedang memantau situasi dan menilai indikator yang menunjukkan adanya ancaman terhadap negara.

"Saya telah menginstruksikan para pemimpin dari tiga matra Angkatan Bersenjata Malaysia, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, untuk meningkatkan kesiapan mereka ke tingkat setinggi mungkin, terutama di Pantai Timur Sabah," imbuh dia.

Sementara itu, panglima Angkatan Bersenjata Malaysia, Affendi Buang, mengatakan agar warga Sabah tidak perlu panik atas laporan itu karena keamanan tetap akan ditingkatkan di negara bagian perbatasan timur itu.

Serangan ke Lahad Datu

Isu kedaulatan negara telah jadi isu sengketa lama antara Malaysia dan Filipina. Delapan tahun lalu, warga Filipina yang berasal dari Sulu, sebuah kepulauan di ujung selatan Filipina, mencoba mengambil alih Sabah.

Insiden itu terjadi pada 11 Februari 2013. Sebanyak 200 anggota bersenjata yang disebut Tentara Kerajaan Sulu, memasuki Distrik Lahad Datu Sabah hingga memicu perselisihan dengan pejabat keamanan Malaysia yang berlangsung selama sebulan sebelum akhirnya Malaysia bisa mengamankan daerah tersebut.

Bentrokan itu berakhir pada Juni dengan korban di kedua belah pihak. Sepuluh anggota pasukan keamanan Malaysia dan enam warga sipil tewas, bersama dengan 56 pria bersenjata Sulu, menurut laporan media saat itu.RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top