Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Sepanjang 2023, Manila Sudah Layangkan 10 Protes

Filipina akan Terus Protes Tiongkok

Foto : AFP/Ted ALJIBE

Penjaga Pantai Filipina l Sejumlah personel Penjaga Pantai Filipina menyambut kedatangan kapal baru, BRP Melchora Aquino yang tiba di pelabuhan internasional Manila pada Juni lalu. Pada Senin (27/2), Kementerian Luar Negeri Filipina menyatakan sepanjang 2023 ini, Filipina telah melayangkan 10 nota protes diplomatik ke Tiongkok terkait sengketa LTS.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Filipina telah mengajukan 10 protes diplomatik terhadap Tiongkok atas dugaan pelanggaran di Laut Tiongkok Selatan (LTS) sepanjang tahun 2023 ini. Kondisi itumenggarisbawahi masih adanya ketegangan baru antara kedua negara atas perairan yang disengketakan.

"Ini merupakan bagian dari 77 protes diplomatik yang diajukan terhadap Tiongkok di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr. (Protes diplomatik) itu hampir seperlima dari 388 protes yang diajukan selama enam tahun masa jabatan pendahulu Marcos Jr yaitu mantan Presiden Rodrigo Duterte," kata Kementerian Luar Negeri Filipina dalam sebuah pernyataan pada Senin (27/2).

"Filipina akan terus memprotes kehadiran Tiongkok yang secara konsisten dan ilegal berada di perairan Filipina, termasuk di dekat Ayungin Shoal," tegas kementerian itu.

Selama ini Beijing telah menegaskan klaimnya atas wilayah peraran LTS yang amat luas, termasuk pulau dan terumbu karang yang dianggap Manila sebagai miliknya.

Sebelumnya pada Februari, Filipina memprotes Tiongkok karena ada kapalnya yang mengarahkan laser tingkat militer ke sebuah kapal Filipina di perairan teritorial yang diperebutkan.

Amerika Serikat (AS) menggambarkan langkah Tiongkok itu sebagai sebuah tindakan provokatif, sementara Beijing mengatakan laser itu bukan kelas militer.

Misi Penyelamatan

Sementara itu Filipina pada Senin telah mengerahkan tim SAR untuk membantu mencari kapal nelayan berbendera Taiwan yang hilang. "Kapal nelayan yang hilang itu diawaki oleh seorang warga Taiwan dan lima orang warga Indonesia," kata Penjaga Pantai Filipina (PCG).

Kapal Sheng Feng No. 128, menurut penjelasan Penjaga Pantai Filipina terakhir terlihat sekitar 767 kilometer barat laut negara Palau di Pasifik barat. Pusat Komando Penjaga Pantai di Manila mengatakan telah mengarahkan satuan penjaga pantai di pesisir timur dan yang menghadap ke Pasifik, untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan setelah atase penjaga pantai Taiwan, Komandan Arthur Yang, meminta bantuan.

"Dua pesawat Penjaga Pantai AS sebelumnya telah dikerahkan untuk melakukan pencarian di udara, tetapi hasilnya negatif," kata PCG. "Demikian pula sebuah kapal komersial serta delapan kapal penangkap ikan Taiwan, telah menjelajahi lautan luas tetapi tidak menemukan apa-apa," imbuh PCG.

Filipina memang menganut prinsip kebijakan satu Tiongkok, tetapi juga tetap menjalin hubungan komersial yang baik dengan Taiwan. Di Taiwan terdapat sekitar 150.000 orang pekerja migran Filipina dan tenaga kerja Filipina ini merupakan kontingen pekerja asing terbesar ketiga.

Taipei dan Manila juga memiliki klaim yang tumpang tindih atas sebagian LTS, bersama dengan Tiongkok, Malaysia, Vietnam, dan Brunei.

Baru-baru ini, Filipina memberi AS akses yang lebih besar ke pangkalan militernya karena kekhawatiran akan potensi invasi Taiwan oleh Tiongkok.

Perselisihan diplomatik terakhir antara Filipina dan Taiwan terjadi pada 2013, ketika Taipei memberlakukan sanksi terhadap Manila setelah pembunuhan seorang nelayan Taiwan oleh personel penjaga pantai Filipina di perairan utara kepulauan Filipina.

Taiwan menuduh pembunuhan itu terjadi di zona ekonomi eksklusifnya dan merupakan pelanggaran hukum internasional. Sanksi tersebut termasuk pembekuan aplikasi izin kerja, penghentian pertukaran ekonomi dan latihan militer di perairan antara kedua belah pihak. Namun perselisihan itu kemudian diselesaikan, dan hubungan diplomatik dinormalisasi.RFA/Bloomberg/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top