Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 06 Nov 2021, 00:03 WIB

Festival Makanan Tiap Daerah Jadi Embrio Pembangunan Industri Pangan Nasional

M Qomarunnajmi Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi SPI - Festival makanan hasil petani Indonesia harus juga diadakan di daerahdaerah seluruh Indonesia. Festival makanan tersebut akan menjadi cikal bakal atau embrio industri pangan nasional.

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Setiap daerah di Indonesia harus melakukan inisiatif yang memberi peluang kepada produsen lokal untuk menampilkan sekaligus memasarkan hasil produksi pangan mereka melalui festival. Langkah tersebut dinilai akan efektif menyerap semua produksi daerah, sehingga memajukan sektor pertanian dan meningkatkan penerimaan devisa bagi daerah.

Dengan festival yang ada di masing-masing daerah maka secara tidak langsung akan membentuk banyak industri pangan yang menyerap hasil produksi petani, meningkatkan nilai tambah produk menjadi makanan olahan yang mendatangkan penerimaan bagi petani dan daerah itu sendiri.

Dengan bergairahnya industri pangan di masing-masing daerah maka akan terbentuk industri pangan nasional yang akan berkontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi karena tingkat kesejahteraan masyarakat pun semakin meningkat.

Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi Serikat Petani Indonesia (SPI), Muhammad Qomarunnajmi, yang diminta pendapatnya, mengatakan dengan menggelar festival pangan lokal yang lebih masif di masing-masing daerah akan membantu menyerap produk-produk pertanian.

"Festival makanan hasil petani Indonesia, selain diadakan di Jakarta, harus juga diadakan di daerah-daerah seluruh Indonesia. Festival makanan tersebut akan menjadi cikal bakal atau embrio industri pangan nasional. Pendapatan petani pun akan meningkat sehingga mereka lebih bergairah memacu produksi," katanya.

Selain itu, festival juga akan menyedot banyak pengunjung dari luar daerah untuk datang terutama para pencinta kuliner, sehingga menambah pendapatan bagi daerah tersebut terutama di sektor-sektor lain seperti penginapan.

"Kalau festival itu sudah masuk agenda dan dibuatkan satu kalender event maka semakin lama gerakan untuk mengonsumsi produk lokal bergairah kembali, sehingga masyarakat secara perlahan mulai mengurangi kebergantungan pada konsumsi makanan impor," katanya.

Sebelumnya, Guru Besar Fakultas Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Masyhuri, yang diminta pandangannya, mengatakan pemerintah seharusnya memberi ruang yang lebih besar kepada para pegiat kuliner makanan tradisional, terutama di wilayah Ibu Kota sebagai sarana bagi mereka menjajakan produk lokal dari berbagai daerah.

Negara-negara maju, jelas Masyhuri, memiliki festival makanan tradisional yang mendunia. Jepang misalnya, memiliki ratusan festival, begitu pula Jerman dengan festival bir yang sangat terkenal. "Indonesia khususnya DKI Jakarta, harus punya festival makanan yang dibuat dari produk petani nasional dengan skala pameran berlevel dunia.

Substitusi Impor

Pakar Sosiologi Ekonomi dari Universitas Brawijaya, Malang, Imron Rozuli, mengatakan jika kalkulasi data pertanian terintegrasi dengan baik maka sesungguhnya Indonesia surplus pangan. Surplus juga akan terwujud kalau diversifikasi pangan terus digalakkan untuk subtitusi barang impor.

"Produk pangan lokal perlu diapresiasi dan diperkuat bagi upaya kedaulatan pangan. Hal ini melalui penatakelolaan rantai pasokan berikut pengolahannya. Produksi dan distribusi pangan perlu ditata ulang," pungkas Imron.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Eko S, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.