Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Festival Lampion Tradisi dari 2000 Tahun yang Lalu

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Festival Musim Semi sebagai bagian perayaan hadirnya tahun baru Imlek diisi dengan bermacam tradisi. Festival Lampion atau Lantern Festival dalam bahasa Inggris adalah hari libur Tionghoa yang secara tradisional menandai akhir perayaan Tahun Baru Imlek (Festival Musim Semi)

Festival Musim Semi sebagai bagian perayaan hadirnya tahun baru Imlek diisi dengan bermacam tradisi. Festival Lampion atau Lantern Festival dalam bahasa Inggris adalah hari libur Tionghoa yang secara tradisional menandai akhir perayaan Tahun Baru Imlek (Festival Musim Semi). Orang Tionghoa merayakan liburan ini dengan menikmati lampion berwarna dan makan bola nasi manis yang disebut tangyuan.

Festival Lampion atau Festival Lentera dirayakan pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Tionghoa, yang umumnya jatuh antara Februari atau awal Maret. Seperti banyak hari libur tradisional Tionghoa, festival tersebut memiliki sejarah panjang.

Perayaan Festival Lampion dimulai sekitar 2.000 tahun yang lalu pada masa Dinasti Han (202 SM-220 M). Asal muasal liburan itu agak kurang jelas. Beberapa cerita asal yang berbeda digunakan untuk menjelaskan dari mana festival itu berasal. Kami telah menguraikan dua yang paling penting di bawah ini.

Salah satu cerita tentang asal-usul Festival Lampion menyebutkan bahwa hari raya tersebut diciptakan pada masa Kaisar Ming dari Han (58-75 M). Saat ini, agama Buddha sudah mulai populer di Tiongkok. Kaisar Ming adalah seorang pendukung agama Buddha dan setelah dia mengetahui bahwa adalah kebiasaan bagi para biksu Buddha untuk menyalakan lampion pada hari ke-15 bulan pertama.

Ming memutuskan bahwa Istana Kekaisaran dan rumah tangga individu harus melakukan hal yang sama. Praktik ini hidup sebagai Festival Lampion saat ini. Bahkan festival ini menjadi ajang untuk menarik turis mancanegara.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top