Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Fenomena Loud Luxury Versus Quiet Luxury, Apa Bedanya?

Foto : Getty Images

Bottega Veneta.

A   A   A   Pengaturan Font

Menurut studi yang dipublikasi di the Journal of Business Research, pecinta loud luxury umumnya membeli produk kelas atas untuk menunjukkan nilai kekayaan mereka. Karenanya, mereka lebih suka memakai produk loud luxury yang mampu menunjukkan kalau barang yang mereka pakai memang mahal dan mendapatkan pengakuan orang lain atas status sosial mereka.

Getty Images

Kaum ini bahkan kerap diasosiasikan sebagai orang kaya baru (OKB) yang membutuhkan pakaian mewah berlogo untuk menciptakan identitas dan berupaya menjadi bagian dari kelas sosial tertentu. Meski terkadang melakukannya secara tidak sadar.

Sebaliknya, quiet luxury menawarkan produk dengan logo yang kecil atau bahkan tanpa logo sama sekali. Jika loud luxury berfokus pada kemewahan yang mencolok, quiet luxury justru enggan menunjukkan status dan kemewahan dengan cara yang frontal.

Alih-alih menunjukkan kemewahan dengan memampang logo besar-besar, merek yang termasuk kategori quiet luxury berupaya menampilkan kemewahan melalui kualitas dan kenyamanan. Misalnya seperti Bottega Veneta, Lemaire, juga The Row yang menjual kemeja putih polos dengan harga US$1000.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top