Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ruang Terbuka Hijau

Fasilitas Publik yang Berperan dalam Sejumlah Aspek

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Populasi hutan semakin hari semakin berkurang sebagai dampak perkembangan zaman dan industri. Indonesia sebagai negara dengan luas hutan tropis kedua terbesar di dunia setelah Brazil, justru mengalami proses pengurangan luas hutan terparah. Ini dibuktikan dengan pernah tercatatnya Indonesia di Guinness Book of Record sebagai negara dengan laju deforestasi tercepat pada April 2007.

Bagaimanapun, tak ada yang dapat menggantikan fungsi pepohonan dan aneka tumbuhan hijau sebagai sumber udara bersih dan menyehatkan bagi manusia. Hutan merupakan penyeimbang iklim dunia.

Laju pertumbuhan penduduk, perkembangan budaya, dan pengaruh modernisasi menjadi beberapa penyebab bergesernya kehidupan sosial masyarakat yang semula merupakan masyarakat kawasan pedesaan menjadi masyarakat kawasan perkotaan maupun kawasan metropolitan, yang tentunya sarat dengan aktivitas industri.

Indonesia merupakan paru-paru dunia. Bisa kita bayangkan apa jadinya kondisi negara lain jika paru-parunya saja sudah sakit-sakitan. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pemerintah. Salah satu langkah penyelamatan yang dapat dilakukan adalah melalui melakukan penataan ruang kota dengan memberikan perhatian khusus bagi optimalisasi pelestarian dan pertumbuhan flora di dalamnya. Angka pengrusakan hutan dan kawasan cagar alam perlu diminimalisir.

Perlahan-lahan, kita perlu membenahi kembali kerusakan yang terjadi meskipun dengan cara sekecil-kecilnya. Pun jika ada banyak pembukaan lahan demi kepentingan lain, maka perlu dipikirkan langkah tepat agar kawasan hijau, tanaman serta hewan-terutama spesies endemik kita-tetap lestari dan masyarakat awam tidak menjadi korbannya. Sebagai bagian dari langkah pemulihan ini, mengoptimalkan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) dapat menjadi aksi tepat yang bisa diambil.

Menurut Laboratorium Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB (2005), ruang terbuka hijau adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open space) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan RTH dalam kota tersebut, yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. RTH, baik publik maupun privat, memiliki fungsi utama (intrinsik), yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik), yaitu fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi.

Pembangunan ruang publik dilakukan berkaitan dengan peranannya yang ditilik dari beberapa aspek. Aspek tersebut meliputi aspek ekonomi, kesehatan, sosial, dan lingkungan. Peranan ruang publik dari segi ekonomi antara lain untuk memberi pengaruh positif pada nilai properti, mendorong performa ekonomi regional, dan dapat menjadi bisnis yang baik. Dari aspek kesehatan, ruang publik berperan dalam mendorong masyarakat untuk secara aktif melakukan gerakan fisik, menyediakan ruang informal dan formal bagi kegiatan olahraga, dan mengurangi stres.

Dari aspek sosial, ruang publik berfungsi untuk menyediakan ruang bagi interaksi dan pembelajaran sosial pada segala usia, mengurangi resiko terjadinya kejahatan dan sikap anti-sosial, mengurangi dominasi kendaraan bermotor sehingga angka kecelakaan dapat berkurang, serta mendorong dan meningkatkan kehidupan berkomunitas. Sedangkan dari aspek lingkungan, ruang publik berperan dalam mendorong terwujudnya transportasi berkelanjutan, meningkatkan kualitas udara, mengurangi efek heat island dan polusi, serta menciptakan kesempatan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati.

Ruang terbuka hijau dapat dimanfaatkan sebagaimana pemanfaatan ruang publik lainnya. Contoh dari ruang terbuka hijau adalah taman kota, kebun raya, kawasan hutan lindung, cagar alam, alun-alun, beragam area rekreasi dan olahraga, dan lokasi lainnya yang memenuhi kriteria RTH.

Selain sebagai kawasan konservasi bagi vegetasi/tumbuhan, ruang terbuka ini juga dapat digunakan oleh warga untuk berkumpul dan mengambil manfaat keberadaan area ini dari beberapa aspek yang telah dijelaskan. Tak hanya itu, pemerintah daerah juga dapat mengimplementasikan konsep RTH sebagai ruang publik untuk skala yang lebih formal, dimana masyarakat dapat bebas berpendapat, berbicara, berdebat, terlibat dalam isu-isu politik, atau mengambil keputusan di dalamnya. gma/R-1

Meningkatkan Inovasi Taman

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) telah menjadi salah satu kota percontohan dengan meningkatkan inovasi taman. Setidaknya kurang dari 100 taman telah dibangun di Kota Pahlawan itu.

Ibu kota Jawa Timur itu terus melakukan banyak pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Mereka memanfaatkan taman untuk destinasi berkumpul di akhir pekan, baik bersama teman, pasangan maupun keluarga. Keasrian dan kesejukan taman membuat para pengunjung menjadi nyaman dan berlama-lama di taman.

Kesejukan Surabaya pun membawa berkah dengan membawa pulang penghargaan internasional seperti Global Green City PBB, Learning City UNESCO dan ASEAN Tourism 2018. Selain itu, sederetan penghargaan nasional juga didapatkan karena penghijauan taman di Surabaya, seperti Adipura Kencana dan Adiwiyata Mandiri 2017.

Chalid Buchari, Kepala DKRTH mengatakan taman-taman di pinggir kota tidak luput dari perawatan. Hingga akhir tahun nanti, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk terus memperindah taman sebagai salah satu upaya menyambut tamu. "Beberapa taman di pinggiran seperti Taman Cahaya (Benowo) juga Bundaran Waru kami terus rawat dengan baik, supaya tidak ada ketimpangan dengan taman di tengah kota," jelas Chalid.

Sebagai bentuk kepedulian Penguin Indonesia terhadap lingkungan hijau, Penguin Indonesia membagikan 10 tangki air ke berbagai taman yang tersebar di Surabaya. Salah satunya yakni Taman Harmoni sebagai salah satu destinasi para wisatawan yang berkunjung ke Surabaya.

RTH lain yang terpasang tangki air Penguin ada di Mini Agro Wisata di Kantor DKPP, Hutan Kota di Gunung Anyar, MIC (Mangrove Information Center), Hutan Kota Balas Klumprik, Sub Terminal Agribisnis (STA) di Karah, STA Jambangan, Taman Cahaya Pakal Benowo dan taman kebanggaan warga Surabaya Taman Bungkul.

Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Penguin Indonesia terhadap taman-taman di Surabaya dalam mendukung sistem pengairannya. Tangki air Penguin yang dibagikan jenis Submersible Tank yang penempatannya di tanam bawah tanah dan General Tank.

"Kami menyumbang sebanyak 4 buah tangki TQ 300 dan 1 buah TB 300 yang masing-masing berkapasitas sebanyak 3.000 liter," ujar Andi Hermawan selaku Head of Marketing Communications and Customer Care PT Penguin Indonesia. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top