Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Evaluasi Hotel Tempat Karantina

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Seorang wanita Surabaya yang tinggal di Jerman mengeluhkan kewajiban karantina yang harus ia jalani. Menurutnya, ia tidak perlu karantina di Jakarta, karena tujuan akhirnya Surabaya. Jakarta hanya transit. Kenapa harus karantina di Jakarta, bukan di Surabaya saja.

Wajar ia berucap seperti itu karena di hotel bintang tiga tengah kota Jakarta tempatnya menginap, tidak boleh pesan makanan dari luar kecuali kiriman kerabat yang masak dari rumah. Sementara ia tidak punya kerabat di Jakarta. Akhirnya ia hanya menunggu makanan hotel yang menurutnya kurang layak.

Selama karantina ia hanya di dalam kamar. Ke lobi pun tidak diperbolehkan. Jatah makan diantar ke kamar. Dan yang bikin dia jengkel, hotel tempatnya menginap tidak mempunyai ruang terbuka yang bisa ia gunakan untuk mandi matahari atau pun menghirup udara segar.

Dari kejadian ini pemerintah seharusnya cepat tanggap. Turun rangan dengan mengevaluasi lagi pilihan hotel yang ditawarkan untuk karantina. Beri sanksi kepada hotel yang mengambil untung di tengah duka pandemi Covid-19. Dan di setiap hotel yang masuk dalam daftar sebagai tempat karantina, harus ada perwakilan pemerintah atau setidaknya dari Satgas Covid-19 agar kejadian yang dialami Nikita Mirzani dan beberapa orang lain bisa segera diatasi.

Kejadian yang dialami Nikita kemungkinan besar juga dialami oleh warga negara asing (WNA) yang wajib menjalani karantina. Mereka tidak menuliskannya di media sosial, tetapi jika benar ia mengalami, pasti ia ceritakan ke orang-orang lain secara pribadi. Ujung-ujungnya citra Indonesia tercoreng juga.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : M. Selamet Susanto

Komentar

Komentar
()

Top