Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Global Warming

Es Greenland Mencair Lebih Cepat

Foto : dok. NASA
A   A   A   Pengaturan Font

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa es di Greenland mencair jauh lebih cepat dari perkiraan para peneliti. Namun yang paling mengejutkan adalah es yang mencair ini merupakan lapisan tanah es itu sendiri, bukan gletser Greenland.

Penelitian tersebut dirilis pada 21 Januari 2019 dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Mereka menemukan hilangnya es yang terus menerus terjadi dari awal 2003 sampai pertengahan 2013 berasal dari wilayah barat daya Greenland, yang sebagian besar tidak memiliki gletser yang besar.

Greenland merupakan pulau terbesar di dunia dan telah mencapai titik krisis sekitar pada 2002 sampai 2003 ketika kehilangan es lebih cepat dari sebelumnya. Pada 2012, es kembali mencair bahkan hampir empat kali lebih cepat dibandingkan kejadian pada 2003, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kebanyakan dari es ini mencair dari wilayah barat daya Greenland, bagian pulau yang sebelumnya tidak diketahui bahwa es dengan cepat mencair di wilayah ini. Sebelumnya, para peneliti menyebut hanya bagian tenggara dan barat laut, di mana banyak gletser besar mengalirkan bongkahan es sebesar gunung menuju Samudra Atlantik.

"Kita tahu kita punya satu masalah besar dengan meningkatnya laju pelepasan es oleh beberapa gletser. Namun kita sekarang menemukan masalah serius kedua, meningkatnya jumlah es yang mencair, seperti sungai yang mengalir ke lautan," kata Michael Bevis, geoscientist dari Ohio State University.

Data dari satelit NASA GRACE dan stasiun GPS yang tersebar di sekeliling pesisir Greenland menunjukan sejak 2002 hingga 2016, Greenland setidaknya kehilangan 280 miliar ton es per tahun. Angka tahunan ini dapat mengakibatkan naiknya permukaan laut dari tahun ke tahun dan semakin lapisan es Greenland mencapai titik kritisnya.

Lapisan es Greenlandmemiliki ketebalan sekitar 3.048 meter dan mempunyai cukup es untuk meningkatkan permukaan laut hingga 7 meter. Di abad ke-20, Greenland sudah kehilangan sekitar 9.000 miliar ton es secara keseluruhan dan menaikkan 25 milimeter permukaan laut di seluruh dunia. Yang artinya, setiap 360 miliar ton es yang mencair membuat permukaan laut dunia naik 1 milimeter.

Meskipun begitu, Greenland masih kalah besar jika dibandingkan oleh lapisan es Antartika yang bisa menaikkan permukaan laut hingga 57 meter jika sepenuhnya meleleh. Yang mengkhawatirkan, es Antartika juga mengalami pencairan yang lebih cepat. Menurut penelitian pada 14 Januari, es di Antartika meleleh enam kali lipat lebih cepat dibandingkan empat dekade lalu.

Antartika kehilangan esnya rata-rata 252 miliar ton per tahun selama satu dekade terakhir. Begitupun dengan gletser Amerika Utara, di mana es mencair dua kali lipat sejak awal 2000-an. gma/R-1

Mencari Penyebab Dasarnya

Pemanasan global (global warming) menjadi penyebab utama di balik mencairnya es di dunia. Di Greenland, para peneliti menemukan bahwa pemanasan global ditambah dengan fase negatif North Atlantic Oscillation menyebabkan pencairan permukaan lapisan es yang cepat selama musim panas.

North Atlantic Oscillation (NAO) adalah perubahan tekanan atmosfer tidak teratur dan alami yang membawa musim panas yang hangat dan cerah ke sisi barat Greenland. Sebelum 2000, NAO tidak menyebabkan pencairan es yang signifikan. Namun sejak memasuki fase negatif, NAO mengakibatkan peningkatan besar dalam pencairan es.

Bevis menganalogikannya dengan siklus El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan pemutihan karang. Di mana El Nino pada 1997 dan 1998 mengakibatkan pemutihan besar-besaran terhadap karang tropis. Sebelumnya, kejadian itu hanya berdampak kecil bagi karang. Namun karena iklim yang berubah pada 1997 dan menghangatkan laut tropis, tanpa perlu tambahan El Nino pun terumbu karang tidak dapat bertahan. Akibatnya, setiap kali ada El Nino, karang selalu menderita.

Dalam penelitian Bevis, ia menunjukan bahwa Greenland pada bagian barat daya adalah lapisan es paling rentan terhadap siklus atmosfer yang mirip dengan El Nino, dalam kasus ini NAO dan pemanasan global. Sehingga jelas, bahwa kehilangan es secara keseluruhan berasal dari permukaan Greenland, bukan dari gletser.

Bevis mengatakan, yang diperlukan untuk mencairkan lapisan es Greenland adalah suhu permukaan 1 derajat Celcius dan sinar matahari. "Sebelumnya sangat langka mendapatkan temperatur di atas nol derajat di lapisan es, tapi sekarang tidak lagi, dan setiap derajat di atas 1 Celcius menggandakan jumlah es yang mencair," ujarnya. gma/R-1

Ubah Gaya Hidup

Pemanasan global telah dikatakan menjadi penyebab utama mencairnya es di Greenland bersamaan dengan NAO. Hal itu akan mengakibatkan naiknya permukaan laut dan Bumi yang lebih panas.

Chad Frischmann, Wakil Ketua dari Project Drawdown mengatakan ada hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga Bumi agar tidak terjadi pemanasan global yang lebih cepat dari yang sudah terjadi saat ini.

Ia mengatakan, semua orang perlu terlibat untuk mengurangi temperatur Bumi agar dapat ditinggali oleh generasi selanjutnya. "Apa yang kita butuhkan adalah mempercepat implementasi," katanya.

Solusi yang ia katakan adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan dibagi dalam beberapa area, seperti sumber energi, makanan dan edukasi pada perempuan. Dalam kalkukasinya, dengan mengadopsi diet sayur-sayuran dan mengurangi makan daging, dipercaya dapat memotong lebih dari 66 gigaton emisi karbon dioksida selama lebih dari 30 tahun, termasuk mengurangi penggunaan pestisida pada tanaman dan menumbuhkan kembali hutan.

Begitupun mengubah cara bagaimana menjaga makanan tetap awet dan ruangan agar sejuk. Karena pendingin ruangan dan kulkas saat ini dijalankan oleh hydrofluorocarbons, yang dikenal juga dengan nama HFC, dan dikatakan dapat memanaskan planet.

"Keputusan yang kita buat setiap harinya tentang apa yang akan kita buat, beli dan konsumsi mungkin menjadi kontribusi yang sangat penting dan bisa membantu melawan pemanasan global," tutur Frischmann.

Di samping itu, edukasi juga menjadi solusi nomor satu dalam memerangi pemanasan global. Mengedukasi anak-anak muda mengenai pemanasan global dan tindakan yang harus dilakukan agar mengurangi hal itu dapat memotong sekitar 120 miliar ton gas rumah kaca selama 30 tahun.gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top