Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Eropa Memanas, Armenia Mengaku Ditebaki Arteleri dan Drone oleh Azerbaijan, Minta Rusia dan Perancis Jadi Penengah

Foto : Istimewa

PM Armenia bertemu dengan Presiden Rusia

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKOW - Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada dini hari Selasa (12/9), setelah Azerbaijan melepaskan tembakan dengan artileri dan drone di beberapa daerah di sepanjang perbatasan kedua negara.

Dalam panggilan telepon terpisah, Pashinyan memberi tahu Putin dan Macron tentang "tindakan provokatif dan agresif angkatan bersenjata Azerbaijan terhadap wilayah kedaulatan Armenia, yang dimulai pada tengah malam," dan "menekankan pentingnya tanggapan yang memadai dari komunitas internasional," kata pemerintah di Yerevan, dikutip dari media resmi Rusia, RT.

Kementerian Pertahanan Armenia mengklaim bahwa infrastruktur militer dan sipil di Sotk, Vardenis, Goris, Kapan, Artanish dan Ishkhanasar telah ditembaki, dan ada laporan mengenai korban. Klaim Azerbaijan bahwa penembakan yang dimulai oleh Armenia adalah "sepenuhnya salah.

Kementerian pertahanan Azerbaijan menuduh "penyabotase" Armenia atas jalan pertambangan dan infrastruktur di sisi perbatasan Azeri selama akhir pekan, menyebabkan jumlah korban militer yang banyak.

Media Armenia melaporkan bahwa Rusia telah menengahi gencatan senjata yang akan dimulai pada 02:30 waktu setempat, tetapi Azerbaijan membantahnya. Pertempuran dilaporkan sedang berlangsung.

Armenia dan Azerbaijan telah berselisih sejak mereka mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet.

Orang-orang Armenia menang pada awal 1990-an, membangun kendali atas sebagian besar kantong dan wilayah yang menghubungkannya dengan Armenia. Pada September 2020, Azerbaijan meluncurkan kampanye untuk merebut kembali wilayah tersebut, dengan bantuan drone yang dipasok Turki.

Gencatan senjata yang ditengahi oleh Moskow membuat setengah dari Nagorno-Karabakh dihuni oleh orang-orang Armenia dan dilindungi oleh penjaga perdamaian Rusia, sementara semua wilayah lain yang sebelumnya dikendalikan oleh Yerevan diserahkan kembali ke Baku, pemimpin Azerbaijan.


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top