Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perebutan Pengaruh I UE: Perdagangan Global Jangan Terpengaruh oleh Ketegangan di LTS

Eropa Incar Filipina Sebagai Jangkar Keamanan di Asia

Foto : AFP/Ted ALJIBE

Diplomasi Prancis I Komandan Gabungan Prancis untuk Asia-Pasifik dan Angkatan Bersenjata Prancis, Laksamana Muda Geoffroy d’Andigne (tengah), saat berbicara dalam konferensi pers  di atas kapal perusak AL Prancis, Lorraine, yang berlabuh di Pelabuhan Manila pada 28 Juni lalu. Kunjungan petinggi militer Prancis ke Filipina itu untuk misi menjamin kepentingan Prancis dalam meningkatkan hubungan keamanan.

A   A   A   Pengaturan Font

BERLIN - Di tengah peningkatan hubungan militer dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang, Filipina tampaknya siap memasukkan negara-negara Eropa dalam strategi keamanannya guna meningkatkan kewaspadaan terhadap Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Sebuah subkomite baru Uni Eropa dan Filipina untuk kerja sama maritim, telah dibentuk pekan lalu, hampir bersamaan waktunya dengan kunjungan seorang pejabat militer senior Prancis ke Manila dalam rangka memohon kerja sama militer yang lebih luas.

Analis berpendapat bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Ferdinand Marcos Jr, Filipina telah kembali ke keberpihakan pro-Barat dan mengambil sikap yang lebih tegas di LTS, wilayah maritim yang memiliki kepentingan ekonomi global.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh LTS sebagai wilayahnya. Ketegangan berlangsung seiring meningkatnya kontrol penjaga pantai Tiongkok atas sengketa sumber daya maritim seperti misalnya di kawasan tempat penangkapan ikan.

Sebagai respons atas sikap Tiongkok, AS dan negara-negara Barat lainnya melakukan misi latihan kebebasan bernavigasi di perairan yang dipersengketakan.

Pada awal Maret lalu, Washington DC mengumumkan bahwa pihaknya terlibat dalam pembicaraan dengan Manila untuk mengadakan patroli bersama di LTS dengan Filipina, mengikutsertakan Australia dan Jepang.

"Ada kepentingan yang kuat untuk memastikan bahwa kebebasan bernavigasi dan penerbangan terus berlanjut dan bahwa sistem perdagangan global tidak terpengaruh oleh meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut," ucap utusan khusus Uni Eropa untuk kawasan Indo-Pasifik, Richard Tibbels, saat ia berkunjung ke Manila beberapa waktu lalu.

"Untuk itu, Subkomite UE-Filipina untuk Kerja Sama Maritim yang baru dibentuk pekan lalu guna memperkuat kerja sama dalam masalah maritim," demikian pernyataan yang dirilis usai pertemuan ketiga Komite Gabungan UE-Filipina yang berlangsung di Brussels, Belgia, pada 30 Juni lalu. "Uni Eropa dan Filipina sepakat untuk terus bekerja sama secara erat dan membela tatanan internasional berbasis aturan, prinsip kedaulatan, integritas wilayah, dan nonagresi," imbuh pernyataan tersebut.

Juga pekan lalu, Komandan Gabungan Prancis untuk Asia-Pasifik dan Angkatan Bersenjata Prancis, Laksamana Muda Geoffroy d'Andigne, mengunjungi Manila untuk menggarisbawahi kepentingan Prancis dalam meningkatkan hubungan keamanan.

Kebebasan Maritim

Sementara itu angkatan laut negara-negara Eropa telah terlibat dalam latihan kebebasan bernavigasi di LTS, dan Jerman mengumumkan pada Mei lalu bahwa mereka akan mengirim gugus tugas dua kapal ke wilayah tersebut tahun depan.

"Kita perlu memperkuat kemitraan dengan negara-negara yang berpikiran sama di kawasan," kata Duta besar Jerman untuk Filipina, Anke Reiffenstuel.

Tahun lalu pada konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan, diperkirakan total perdagangan bernilai sekitar 3,26 triliun dollar AS atau 21 persen dari total perdagangan global, melewati LTS pada 2016 lalu.

"Uni Eropa dan Eropa memiliki kepentingan vital dalam menegakkan kebebasan bernavigasi di LTS, jalur komunikasi penting bagi Eropa," ucap pakar hubungan internasional Indo-Pasifik di Universitas Wina, Alfred Gerstl.

Namun saat ini, merupakan perjuangan berat bagi negara-negara Eropa untuk membuktikan komitmen mereka. Bahkan kehadiran maritim Prancis di kawasan ini, yang terkuat di antara kekuatan Eropa, masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kerja sama angkatan laut dan keamanan dengan negara-negara Asia tenggara sangat penting," imbuh dia. DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top