Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Turki

Erdogan Akui Kekalahan Partainya di Pemilu Lokal

Foto : AFP/ADEM ALTAN

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

A   A   A   Pengaturan Font

ISTANBUL - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Minggu (31/3) mengakui kekalahan partainya dalam pemilihan lokal di negaranya, dengan mengatakan pemungutan suara tersebut adalah titik balik bagi partainya setelah dua dekade berkuasa.

"Sayangnya, kami belum memperoleh hasil yang kami inginkan," kata Erdogan di hadapan para pendukungnya di markas besar partainya di Ankara. "Tentu saja kami akan menghormati keputusan bangsa. Kita hindari bersikap keras kepala, bertindak bertentangan dengan kemauan nasional dan mempertanyakan kekuatan bangsa," imbuh dia.

Erdogan telah menjadi presiden sejak 2014 dan memenangkan masa jabatan baru pada Mei tahun lalu. Dia menyebut Istanbul sebagai "harta" nasional ketika meluncurkan kampanyenya untuk merebut kembali kota tersebut.

Namun hasil jajak pendapat parsial dari seluruh negara berpenduduk 85 juta orang menunjukkan kemajuan besar bagi Partai Rakyat Republik (CHP) dengan mengorbankan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin oleh Erdogan.

Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, dari kubu oposisi, mengklaim pihaknya kembali menang di kotanya dengan hampir semua kotak suara dibuka, dan mengatakan kepada para pendukungnya: "Besok adalah hari musim semi yang baru bagi negara kita."

Hasil akhir pesta demokrasi ini diperkirakan akan diumumkan pada Senin (1/4) oleh komisi pemilihan umum negara tersebut.

Terkikisnya Kepercayaan

Erdogan, 70 tahun, telah meluncurkan kampanye pribadi secara habis-habisan untuk memenangkan kembali Istanbul, pusat perekonomian di mana ia pernah menjadi walikota. Namun, inflasi yang merajalela dan krisis ekonomi telah mengikis kepercayaan terhadap partai yang berkuasa.

Kerumunan besar memenuhi alun-alun di luar markas besar partai oposisi di Kota Istanbul sambil mengibarkan bendera Turki dan menyalakan obor untuk merayakan hasil pemilu tersebut.

Setelah memberikan suaranya, Imamoglu mendapat tepuk tangan dan teriakan "Semuanya akan baik-baik saja," slogan yang ia gunakan ketika pertama kali mengambil alih jabatan balai kota dari AKP pada tahun 2019.

Pria berusia 52 tahun ini kini semakin dipandang sebagai saingan terbesar AKP pimpinan Erdogan menjelang pemilihan presiden berikutnya pada 2028.

Sementara itu di Ankara, Wali Kota Mansur Yavas yang juga berasal dari kubu CHP, turut mengklaim kemenangan di depan banyak pendukung, dengan menyatakan "pemilu telah selesai, kami akan terus melayani Ankara."

Yavas memimpin dengan 58,6 persen suara berbanding 33,5 persen untuk lawannya dari AKP, dengan 46,4 persen kotak suara dibuka.

Pendukung oposisi juga dilaporkan merayakan kemenangan di Izmir, kota terbesar ketiga di Turki, serta di kota selatan Antalya. Beberapa kota yang menjadi basis AKP juga beresiko kalah seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian.

"Para pemilih telah memilih untuk mengubah wajah Turki," kata ketua CHP, Ozgur Ozel, ketika hasil pemilu diumumkan. "Mereka ingin membuka pintu menuju iklim politik baru di negara kita," imbuh dia.

Meskipun partai-partai oposisi terpecah menjelang pemilu, para analis meramalkan masa depan politik yang penuh badai bagi AKP dan sekutunya.

"Siapa pun yang memenangkan Istanbul, memenangkan Turki," kata Erman Bakirci, seorang analis dari institusi jajak pendapat Konda Research and Consultancy. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top