Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dumbo

Eratkan Hubungan Keluarga lewat Film

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sejak pertama kali dirilis di layar lebar pada 23 Oktober 1941, karakter Dumbo dalam film animasi berjudul sama menjadi salah satu karakter favorit penonton khususnya anak-anak, bahkan film tersebut berhasil memenangkan penghargaan seperti Academy Award untuk kategori musik terbaik.

Mengulang kesuksesan yang sama, Disney bekerja sama dengan Tim Burton, sutradara yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga para penikmat film untuk membuat kembali film petualangan Dumbo dalam format live action. Berbeda dengan film aslinya, kali ini Tim Burton menjadikan karakter manusia dalam kisah ini sebagai pusat naratif dari film tersebut.

Ide untuk membuat film animasi Dumbo menjadi live action sebenarnya sudah ada sejak lima tahun lalu, ketika Derek Frey, produser yang menangani produksi film-film Tim Burton menerima naskah yang ditulis oleh Ehren Kruger. Kisah klasik Dumbo, anak gajah yang memiliki telinga yang sangat besar itu dikembangkan menjadi cerita yang apik, namun masih memiliki inti cerita yang sama.

"Menurut saya, petualangan terbaru ini membuka kesempatan untuk mengembangkan cerita klasik tersebut tanpa harus mengubah kisah aslinya. Saya pribadi sangat menyukai versi terbaru ini. Kisahnya sangat sederhana, dengan sentuhan emosi, namun tetap mengikuti cerita asllinya," cerita Tim Burton.

Film live action Dumbo banyak dibintangi oleh pemenang Golden Globe yang tentunya namanya sudah tidak asing lagi, seperti Colin Farrell, Michael Keaton, Danny DeVito dan Eva Green yang pernah mendapatkan BAFTA Award. Tidak hanya itu, dua aktor cilik pendatang baru Nico Parker dan Finley Hobbins pun memulai debutnya di film ini dan berperan sebagai anak-anak Colin Farrell.

Kisah berawal ketika Max Medici, seorang pemilik sirkus mempekerjakan Holt Farier, seorang veteran perang yang juga mantan pemain sirkus, untuk menjaga seekor gajah yang tengah hamil. Keajaiban kemudian datang ketika gajah tersebut melahirkan anak gajah yang memiliki telinga sangat besar. Anak gajah yang diberi nama Dumbo itu kemudian menjadi bahan ejekan karena tampilannya yang sangat 'aneh' dan sangat menggemaskan itu.

Namun ternyata, telinga besar yang Dumbo punya bisa membuatnya terbang. Kabar seekor anak gajah yang bisa terbang pun tersebar kemana-mana sehingga semua orang tertarik untuk melihat sirkus milik Medici. Tidak terkecuali saudagar kaya, VA Vandevere yang merasa Dumbo bisa mendatangkan pundi-pundi uang untuknya. Di satu sisi, Dumbo sendiri tengah kehilangan ibunya yang dibawa pergi karena melahirkan anak gajah aneh sebelum dirinya menjadi populer.

Banyak pesan moral yang ditampilkan dalam film 112 menit ini terutama mengenai keluarga. Semisalnya ketika Milly dan Holt, anak dari Holt yang kembali bertemu dengan ayahnya seusai perang harus menerima bahwa ayah mereka kehilangan satu lengannya akibat perang. Atau ketika Holt yang tidak mendengarkan perkataan anak-anaknya mengenai cita-cita mereka kelak dan Dumbo yang bisa terbang. Sindiran-sindiran halus terasa di sepanjang film, mengenai orang tua yang tidak mendengarkan perkataan anak-anaknya.

Padahal, perilaku tersebut justru nantinya bisa mendorong anak untuk tidak membicarakan hal-hal yang ingin ia bicarakan ke pada orang tuanya karena menganggap orang tuanya tidak mempercayainya.

Di samping itu, film besutan Tim Burton ini juga meraih perolehan 54 persen rating dari Rotten Tomatoes sebagai film Disney live action pertama yang memulai awal tahun ini.

Di sepanjang 2019, Disney memang banyak meluncurkan film remake animasi yang dijadikan live action. Mulai dari Dumbo, Aladdin hingga The Lion King. Sutradara yang terkenal dengan film-film bergaya gothic ini, sedikit meninggalkan gaya filmnya tersebut pada film Dumbo.

Tercatat, mulai dari film animasi The Nightmare Before Christmas, Frankenweenie, Edward Scrissor's Hands, Batman Returns sampai Alice in the Wonderland memiliki unsur gothic dalam setiap filmnya. Namun keputusan tersebut sangatlah tepat, karena akhirnya film Dumbo dapat menjadi tontonan segar yang dapat dinikmati bersama keluarga. gma/R-1

Sejumlah Perubahan Terbaik

Kita tahu saat ini Disney selalu merilis film live-action-nya setiap tahun. pada 2019 saja, setidaknya ada tiga film live action milik disney yang akan rilis di layar lebar.

Percaya atau tidak, beberapa live-action mengalami perubahan dari versi aslinya. Perubahan itu ada yang baik maupun buruk. Beberapa di antara perubahan yang terjadi live-action justru menjadi jawaban dari film animasi sebelumnya. Berikut beberapa diantaranya.

1. Para pemeran yang beragam

Pada 2016, film live-action Disney yang berjudul Jungle Book memiliki pemain yang beragam. Ini bisa kalian temukan dalam daftar pengisi suaranya. Ada nama Neel Seth yang berperan sebagai Mowgli, Lupita Nyong'o dan Giancarlo Esposito.

Memilih pemeran yang merupakan seorang minoritas di Hollywood membuat film ini juga meraih penonton yang lebih banyak.

2. Hubungan antara Shere Khan dan Mowgli - The Jungle Book (2016)

Ada hal yang berubah dari kisah animasi dengan live action-nya. Shere Khan memang tetap menjadi musuh utama Mowgli dalam versi 1967 dan 2016, tapi dalam versi live-action-nya Shere Khan memiliki alasan lebih kenapa dia begitu membenci Mowgli.

3. Maleficent melepaskan kutukannya sendiri - Maleficent (2014)

Dalam film asli Sleeping Beauty, peri jahat Maleficent mengutuk Putri Aurora untuk tidur selamanya sebelum sang penyihir menghilang. Namun, dalam versi Maleficent, yang terjadi justru kebalikannya.

4. Motif dari Lady Tremaine - Cinderella (2015)

Dalam versi animasi Cinderella yang asli, ibu tiri Cinderella memang pada dasarnya sangat kejam. Tapi dalam versi live-action sang ibu tiri sempat khawatir apa yang terjadi pada sang suami dan takut masa depan anak-anaknya.

5. Ingatan warga desa yang dihapus - Beauty and the Beast (2017)

Ketiketik a dalam film Beauty and the Beast tahun 1991 mengisahkan seorang pangeran dan seluruh penghuni istana yang dikutuk sang penyihir, semua warga desa tidak ada yang tahu hal tersebut. Itu merupakan sebuah plot hole yang lumayan mengganggu.

Untunglah, dalam versi live-action kesalahan tersebut terjawab dengan membuat ingatan para warga desa tentang pangeran dan kerajaannya juga dihapus. Kutukan pun membuat para pelayan kerajaan makin melupakan kehidupannya dan berubah menjadi perabotan dari waktu ke waktu.

6. Cinderella pernah bertemu dengan sang Pangeran sebelumnya - Cinderella (2015)

Dalam live-action-nya, Cinderella nggak bertemu dengan pangeran pertama kali saat pesta dansa, melainkan mereka bertemu pertama kali di hutan saat sang pangeran pergi berburu dan Cinderella lari dari keluarganya.

7. Pemeran cewek yang mandiri dan aktif

Film ilm Disney memang merupakan film yang melahirkan banyak karakter ikonik, tapi satu hal yang pasti, mereka memiliki kekuatan dan berpendirian kuat. Kamu bisa melihat di versi live-action jika para cewek nggak mudah menyerah.

Ini suatu hal penting, karena mereka merupakan sebuah role model untuk anak-anak yang menonton Disney. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top