Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 01 Agu 2022, 14:30 WIB

Epidemiolog Sarankan Vaksin Dosis Keempat Pakai Jenis mRNA, Ini Alasannya

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman

Foto: istimewa

JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menyarankan, vaksin dosis keempat menggunakan jenis mRNA. Adapun vaksin jenis tersebut antara lain Pfizer, Moderna, dan Novavac.

"Berdasarkan riset terakhir, yang layak dan tepat untuk dosis keempat adalah mRNA," ujarnya, kepada Koran Jakarta.

Dia menjelaskan, berdasarkan riset ketiga vaksin tersebut efektif menghadapi Covid-19 subvarian Omicron. Menurutnya, pemerintah harus mengupayakan ketersediaan ketiga jenis vaksin tersebut. "Di luar itu saya tidak rekomendasikan, berbasis data riset," tambahnya.

Lebih lanjut, Dicky mendukukung langkah pemerintah mengadakan vaksinasi dosis keempat. Meski masih untuk tenaga kesehatan, tapi hal tersebut penting agar masyarakat mendapat layanan kesehatan yang prima di tengah peningkatan kasus Covid-19.

Dia mendorong agar pemerintah juga menyasar kelompok rentan seperti lansia dan pengidap komorbid. Menurutnya, jangan sampai di tengah pandemi banyak korban berjatuhan di tengah.

"B.A 5 terbukti serius dan bisa membebani rumah sakit. Di Australia sudah ada imbauan untuk lansia dan komorbid vaksinasi dosis keempat," tandasnya.

Gelar Vaksinasi

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan pihaknya sudah mengimbau Dinas Kesehatan dan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melaksanakan vaksinasi dosis keempat atau booster kedua bagi SDM kesehatan. Vaksin yang dapat digunakan untuk dosis booster ke-2 ini adalah vaksin Covud-19 yang telah mendapatkan Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi Darurat Atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Juga memperhatikan ketersediaan vaksin yang ada," imbuhnya.

Maxi menjelaskan, pemberian vaksinasi Covid-19 dosis booster kedua tersebut diberikan dengan interval 6 (enam) bulan sejak vaksinasi dosis booster pertama. Hal tersebut mempertimbanhkan efektivitas vaksin yang menurun.

"Vaksinasi Covid-19 dosis booster ke-2 bagi SDM kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan atau di pos pelayanan vaksinasi Covid-19," katanya.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.