Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Hijau - Dunia Harus Cepat Beralih dari Batu Bara

Energi Terbarukan Butuh Investasi 2,4 Miliar Dollar AS

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Industri batu bara tidak punya peran membentuk dunia dengan iklim yang stabil.

New York - Para ahli yang berkumpul di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyimpulkan, setiap tahun dunia membutuhkan dana sebesar 2,4 miliar dollar AS untuk keperluan investasi pengembangan energi terbarukan hingga 2035. Sedangkan untuk memperlambat dampak pemanasan global, penggunaan energi batu bara juga harus dikurangi semaksimal mungkin hingga pada 2050.

Laporan PBB tentang Perubahan Iklim, yang dirilis Senin (8/10) itu, menekankan kepada para pembuat kebijakan dan bisnis untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam mengantisipasi dampak pemanasan global. Menurut para ahli, dampak yang muncul antara lain adalah mencairnya lapisan es, badai yang lebih kuat, peningkatan suhu pada atmosfer hampir 1 derajat Celsius dibanding pada awal revolusi industri, dan peningkatan suhu karena penggunaan bahan bakar fosil.

Para ahli menyebutkan suhu bumi saat ini sedang mengalami proses naik menuju 3 derajat Celsius pada 2100. Prakiraan itu dua kali lebih tinggi dari ramalan saat perjanjian iklim Paris yang didukung oleh hampir 200 negara yang dibuat pada 2015.

"Dari cuaca yang lebih ekstrem, naiknya permukaan laut dan berkurangnya es di laut atau Samudera Arktik, kami sudah melihat konsekuensi dari 1 derajat pemanasan global," kata pakar Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang ikut menyimpulkan ribuan makalah ilmiah para peneliti, Panmao Zhai.

Bahkan, kata Zhai, kenaikan 1,5 derajat Celsius pada suhu bumi akan memiliki konsekuensi yang besar, termasuk kenaikan permukaan laut, dan kepunahan massal tanaman dan hewan. Dari 105 ribu spesies yang diteliti, 6 persen serangga, 8 persen tumbuhan, dan 4 persen vertebrata akan kehilangan setengah habitat mereka karena peningkatan suhu sebesar itu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top