Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Korporasi

Emiten Kesehatan Bantu Tekan Penderita "Stunting"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Emiten kesehatan, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mendukung pemerintah dalam menekan anak penderita gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis atau stunting. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada 2018 sebanyak 7,8 juta atau 30 persen dari 23 juta balita di Indonesia menderita stunting. Meskipun proporsinya telah turun dari 37 persen pada periode sebelumnya, namun angka itu masih tinggi.

"Kami mendukung dan mengerahkan segenap kemampuan bersama pemerintah untuk menekankan, mencegah stunting. Upaya bagian investasi pembangunan sumber daya manusia dalam jangka panjang, dan kami terus berperan untuk itu," kata Direktur Siloam Hospital Group, Monica Lembong dalam pernyataan tertulisnya, di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga :
Penerapan Teknologi

Monica mengat a kan pemerintah telah merilis Gerakan Nasional Pencegahan Stunting pada Juli tahun lalu dan perlu ada kemitraan dengan swasta agar gebrakan ini berjalan efektif. Sejumlah kalangan meminta upaya ini terus digaungkan agar jumlah stunting dapat terus ditekan.

Siloam Hospital Group, tambah Monica, merupakan salah satu dari pelaku usaha yang ikut berpartisipasi dalam Kemitraan Pemerintah-Swasta dalam Gerakan Nasional Pencegahan Stunting. Gerakan yang diinisasi Kantor Staf Presiden tahun lalu ini terus berjalan dengan baik, dan akan terus ditingkatkan.

Baca Juga :
Tingkatkan Layanan

Stunting salah satunya dicirikan oleh anak memiliki tubuh pendek karena kekurangan gizi kronis dalam waktu cukup lama. Penyebab seorang anak mengalami stunting, di antaranya karena kurangnya pemberian ASI, pengasuhan anak yang kurang tepat, infeksi, kondisi lingkungan, dan gizi pangan bur u k . Berdasarkan Pemantauan Status Gizi 2015-2016, hanya dua provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi balita stunting di bawah 20 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top