Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis

Emiten Bank Bersiap Jadi "Digital Banking"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Emiten bank PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) akan melakukan digitalisasi perbankan atau digital banking. Saat ini, Perseroan tengah menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) untuk menerbitkan internet banking. Diharapkan pada semester kedua tahun ini, penerapan digitalisasi perbankan bisa dilakukan oleh Perseroan. Direktur Utama Bank Ina Perdana, Daniel Budirahaju, mengatakan tahun ini Perseroan tengah bersiap untuk digital banking. Seiring dengan itu, biaya operasional Perseroan mengalami peningkatan karena adanya pembukaan jaringan kantor, Sumber Daya Manusia (SDM), dan persiapan pembangunan infrastruktur untuk digital bank. "Kami akan memperkuat infrastruktur," ungkapnya di Jakarta, pekan lalu.

Ke depan, Bank Ina juga berencana mengembangkan digital onboarding agar proses pembukaan rekening tabungan dapat dilakukan secara digital. Untuk ini Perseroan akan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil), sehingga Bank Ina tidak hanya membesarkan aset secara gigantis, tetapi melihat digitalisasi sebagai hal yang penting. Ia menilai persaingan industri perbankan dan juga strartup fintech sangat agresif saat ini. Bank Ina juga memperluas kerja sama dengan perusahaan financial technology (fintech) untuk meningkatkan transaksi. Pihaknya pun memiliki kerja sama dengan perusahan fintech yang sudah mempunyai merchant sekitar 600-an ribu. "Kartu Bank Ina nanti bisa dipakai untuk merchant tersebut," kata dia.

Perseroan menargetkan penyaluran kredit ke pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan micro financing sebesar 20-22 persen. Daniel berharap dalam lima tahun ke depan penyaluran kredit UKM dan micro financing mencapai 30 persen. Perseroan pun tidak hanya akan fokus ke corporate saja sebab cost of fund tidak cukup tinggi. Sebagai gambaran pada 2018, penyaluran kredit UKM tumbuh 16,17 persen atau sebesar 282 miliar rupiah. "Sekarang ini kredit UKM 16-17 persen, ke depan kami akan tambah secara gradual karena ketentuan OJK harus sudah 20 persen. Kami masih siapkan platform dan bisnis modal, selain Indogrosir ada yang lain yang sedang dijajaki seperti Dgnachiles, Indomobil Indofood, grup besar yang sudah jaringan besar," jelas dia.

Tahun ini, Perseroan menargetkan kredit tumbuh 14-17 persen sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) di tahun 2019 yang dimasukan Perseroan ke OJK. Adapun, penyaluran kredit Perseroan di tahun lalu meningkat 19,7 persen atau sebesar 1,76 triliun rupiah, dibandingkan tahun 2017 sebesar 1,47 triliun rupiah. Sejalan dengan itu, pendapatan bunga diharapkan tumbuh 18-21 persen seiring meningkatnya kredit. Sedangkan, laba diharapkan naik 10-12 persen. Perseroan pun menargetkan posisi kredit macet (Net Performing Loan/NPL) bisa turun di angka 2 persen dari 2,48 persen di tahun 2018.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top