Elon Musk Tuding Australia Lakukan Sensor Pasca Larangan Video Kekerasan
CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk berbicara di Konferensi dan Pameran SATELIT, 9 Maret 2020, di Washington.
MELBOURNE - Miliarder teknologi Elon Musk menuding Australia melakukan sensor setelah hakim di negara itu memutuskan bahwa platform media sosialnya X harus memblokir penguna di seluruh dunia mengakses video penikaman uskup di sebuah gereja Sydney.
Mengutip Associated Press, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Selasa (23/4) menanggapi tudingan tersebut dengan menyebut Musk sebagai "miliarder arogan" yang menganggap dirinya kebal hukum dan tidak berhubungan dengan publik.
X Corp., perusahaan teknologi milik Musk, pekan lalu mengumumkan akan menentang perintah pengadilan Australia untuk menghapus postingan terkait serangan terhadap Uskup Mar Mari Emmanuel di sebuah gereja Ortodoks Asiria yang disiarkan secara online pada tanggal 15 April.
Materi tersebut diblokir di Australia namun tetap bisa diakses di tempat lain.
Namun regulator yang mengeluarkan perintah tersebut, Komisi eSafety Australia, lembaga pemerintah pertama di dunia yang berdedikasi untuk menjaga orang lebih aman saat online, berhasil mengajukan permohonan ke Pengadilan Federal di Sydney untuk melarang sementara pembagian video peristiwa tersebut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya