Elon Musk Ambil Alih Twitter, Aktivis Gerakan Black Lives Matter Ini Langsung Hapus Akun, Soal Supremasi Kulit Putih?
Shaun King, pemimpin gerakan Black Lives Matter dan penulis di New York Daily News berbicara di Westlake Center 8 Maret 2017 di Seattle, Washington, AS.
JAKARTA - Aktivis gerakan Black Live Matter, Shaun King, menghapus akun Twitternya tak lama setelah mencuit, "Pembelian Twitter oleh Elon Musk adalah "soal supremasi kulit putih." Newsweek melaporkan, Selasa (26/4).
King yang dikenal luas selama gerakan Black Lives Matter, menutup akunnya beberapa jam setelah ia mengkritik rencana Elon Musk mengambil alih Twitter.
Minggu (24/4), Musk terkonfirmasi membeli Twitter senilai 44 juta dolar AS. Artinya, orang terkaya di dunia ini akan mengontrol penuh platform media sosial ini.
"Pada dasarnya, Elon Musk ingin membeli Twitter bukan tentang masalah kiri versus kanan. Tapi tentang supremasi kulit putih," King mencuit sebelum pengambilalihan tersebut dikonfirmasi.
"Pria ini dibesarkan dalam Apartheid oleh kaum nasionalis kulit putih. Dia marah Twitter tidak membolehkan nasionalis kulit putih melecehkan orang. Itulah definisi Musk tentang kebebasan berbicara."
"Elon Musk secara terbuka menyebut dirinya seorang yang absolut bebas berbicara" dan ingin menciptakan sebuah tempat dimana segalanya bisa dibicarakan tentang apa saja. Itulah mengapa kaum nasionalis kulit putih pusing saat ini. Di sini di Twitter dan platform lain yang saya lacak setiap hari. Berbahaya," kata King.
"Dengar, saya bahkan tidak suka Partai Demokrat. Bagi saya, ini bukan masalah kiri versus kanan. Bukan sama sekali. Ini tentang bagaimana orang kaya di dunia, seorang anak apartheid, dibesarkan oleh nasionalis kulit putih, ingin memastikan pendapatnya tidak disensor, juga pendapat kulit putih lainnya."
King sebelumnya menghapus akun Twitter dan mengunci Instagramnya pada Juli 2021 setelah mengumumkan akan rehat dari media sosial.
Beberapa tahun terakhir, aktivis ini menjadi figur yang kontroversial karena tuduhan penyalahgunaan dana sosial yang ia kumpulkan melalui proyek yang dia buat. Namun King menyangkal tuduhan tersebut.
Pada 2021, Samaria Rice, ibu dari Tamir Rice (12) yang ditembak mati oleh polisi di Cleveland, Ohio November 2014, mengecam King karena berupaya menggalang dana atas nama anaknya tanpa seizin keluarga.
Samaria Rice juga menuduh King sebagai "kulit putih yang berakting menjadi kulit hitam" dan seorang penipu yang tidak bisa dipercaya.
King yang memiliki ibu kulit putih pernah dituduh berbohong karena mengaku terlahir birasial. Pada 2015, King mengatakan, seorang kulit putih yang ada dalam akta lahirnya bukanlah ayah biologisnya. Ayah biologisnya adalah seorang kulit hitam yang belum pernah ia temui.
Dalam pernyataan konfirmasi pengambilalihan Twitter, Musk mengatakan ingin membuat platform ini mejadi lebih baik dengan memperkenalkan fitur-fitur baru, menghapus spambot, dan otentikasi seluruh pengguna.
"Kebebasan berbicara adalah dasar dari memfungsikan demokrasi. Dan Twitter adalah lapangan digital dimana segala yang penting bagi masa depan kemanusiaan diperdebatkan," kata Musk.
"Twitter punya potensi luar biasa - Saya ingin sekali menggalinya bersama perusahaan ini dan komunitas pengguna."
Sebelum pengambilalihan diumumkan, Musk mencuit, "Saya berharap pengkritik saya tetap ada di Twitter karena itulah artinya kebebasan berbicara."
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya