Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dukung Investasi

Eksposur Pinjaman BNI dari International Desk Tumbuh 44,4%

Foto : Istimewa

Kantor Cabang Luar Negeri BNI Tokyo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk/ BNI melalui unit International Desk terus berupaya mendukung masuknya penanam modal asing langsung terutama dari perusahaan-perusahaan Jepang dengan menawarkan layanan yang menyeluruh. Hal itu untuk memudahkan para investor saat berbisnis.

Dukungan tersebut berpengaruh positif pada kinerja perusahaan di mana sepanjang semester I-2020, kinerja unit International Desk BNI cukup menggembirakan dengan eksposur pinjaman tumbuh 44,4 persen secara tahunan (year on year/yoy), serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 18,4 persen yoy. Perseroan pun berniat memperluas layanan sejenis untuk investor-investor dari Korea Selatan dan Tiongkok.

Direktur Tresuri dan Internasional BNI, Putrama Wahyu Setiawan di Jakarta, Selasa (14/7) mengatakan layanan yang disiapkan mencakup pembukaan rekening giro dan cash management, foreign exchange (forex), penerbitan letter of credit (L/C), pemberian fasilitas modal kerja, penyediaan informasi tentang kondisi perekonomian, iklim investasi, hingga menyelesaikan perizinan, serta relokasi usaha di Indonesia.

Menurut Putrama, saat ini, di Indonesia terdapat lebih dari 1.500 perusahaan yang merupakan bagian dari investasi Jepang dengan bentuk joint venture atau anak perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar adalah nasabah Bank Pembangunan Daerah di Jepang (Japan Regional Banks/JRB) yang berinvestasi di Indonesia. Sebagian besar merupakan perusahaan berbasis teknologi.

JRB tersebut tidak memiliki kantor cabang di Indonesia. BNI memanfaatkan kondisi tersebut dengan memberikan pelayanan perbankan lengkap bagi JRB beserta nasabah JRB di Indonesia.

Salah satu terobosan yang dilakukan perseroan dalam berkolaborasi dengan JRB adalah menyediakan fasilitas kredit dalam denominasi yen atau rupiah untuk perusahaan -perusahaan Japanese - Indonesian related yang berorientasi ekspor. Fasilitas itu diberikan melalui skema penjaminan dari bank-bank JRB (back to back loan). Skema itu merupakan yang pertama kali dilakukan oleh bank lokal di Indonesia karena BNI memiliki kantor cabang luar negeri (KCLN) di Tokyo yang memiliki perjanjian kerja sama dengan bank-bank regional di Jepang.

"Pinjaman dalam bentuk yen atau rupiah ini dimungkinkan dengan adanya dukungan pendanaan dari 54 Japan Regional Bank (JRB) melalui BNI Tokyo, sehingga pinjaman yang diberikan memiliki bunga yang kompetitif," ungkap Putrama.

Kerja sama tersebut telah membuahkan hasil. BNI mampu menghimpun dana sekitar 6,5 triliun rupiah plus mendapatkan perluasan basis nasabah sebanyak 400 perusahaan Jepang yang telah menjadi nasabah BNI. BNI Tokyo sendiri juga berperan aktif untuk menarik investor-investor Jepang ke Indonesia bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tokyo.

BNI Tokyo sendiri telah berdiri sejak tahun 1959 sebagai Representative Office dan ditingkatkan statusnya menjadi cabang pada tahun 1969, setahun setelah adanya amanat Presiden Soekarno melalui UU No. 17 tahun 1968 yang menugaskan BNI sebagai benteng pertahanan ekonomi.

BNI Tokyo diberikan peranan untuk menghimpun dana-dana dari luar negeri dan diinvestasikan ke Indonesia.

"Kami mengharapkan perusahaan Jepang lainnya juga tertarik untuk mendapatkan pembiayaan melalui skema ini dan tentunya mereka akan mereferalkannya kepada perusahaan Jepang lainnya," kata Putrama.

Suku Cadang

Terdapat beberapa perusahaan yang telah memanfaatkan skema pembiayaan dan layanan perbankan ini untuk membantu pengembangan bisnisnya seperti PT Banshu Electric Indonesia (BEI) yang merupakan perusahaan joint venture antara Jepang dengan pengusaha lokal Indonesia yang memproduksi spare part otomotif wire harness untuk kendaraan bermotor roda dua dan industri alat berat lainnya.

BEI sendiri telah banyak melakukan ekspor produknya ke beberapa negara dan bahkan telah melakukan ekspansi ke India untuk membuat industri komponen serupa dalam rangka penetrasi pasar India yang sangat besar. Selain itu juga terdapat PT Sunchirin Indonesia yang merupakan produsen komponen pendingin udara atau AC dan radiator untuk keperluan industri otomotif di Indonesia dan di luar negeri. bud/E-9

Komentar

Komentar
()

Top