Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ekspor Thailand Melonjak 10 Persen, Tertinggi dalam 19 Bulan Terakhir

Foto : ANTARA/Xinhua/Rachen Sageamsak

Foto yang diambil pada 16 April 2023 ini menunjukkan kereta buah yang membawa kontainer durian di stasiun kereta api di Laem Chabang, pelabuhan utama Thailand.

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Ekspor Thailand meningkat selama enam bulan berturut-turut pada Januari 2024, berkat pemulihan industri elektronik dan meningkatnya pengiriman pertanian, tunjuk data resmi pada Jumat (23/2).

Ekspor, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi negara di Asia Tenggara ini, melonjak 10 persen bulan lalu dari tahun sebelumnya menjadi 22,64 miliar dollar AS (1 dollar AS = 15.658 rupiah), laju terkuat dalam 19 bulan terakhir, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan Thailand.

Seperti dikutip dari Antara, Ekspor Thailand ke pasar-pasar utama meningkat 10,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari, dengan pertumbuhan pengiriman ke Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa.

Rincian data mengungkap ekspor produk pertanian meningkat 14 persen dari tahun sebelumnya pada Januari, berkat lonjakan 45,9 persen dalam nilai pengiriman beras, sementara barang-barang agroindustri meningkat 3,8 persen.

Pengiriman produk industri naik 10,3 persen (yoy), berkat peningkatan 32,2 persen dalam ekspor komputer, peralatan, dan suku cadang. Data tersebut juga menunjukkan impor Thailand naik 2,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi 25,40 miliar dollar AS pada Januari, menghasilkan defisit perdagangan sebesar 2,75 miliar dollar AS.

Kementerian itu mempertahankan target perluasan ekspornya sebesar 1 sampai 2 persen tahun ini, yang didorong oleh pemulihan ekonomi global, meredanya inflasi global, permintaan dari beberapa negara untuk memastikan ketahanan pangan mereka, dan kerja sama ekonomi di kawasan-kawasan yang kuat.

Dalam Upaya memacu pertumbuhan ekonominya, Thailand akan memperluas program insentif untuk meningkatkan penggunaan truk dan bus listrik serta produksi lokal sel baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), yang bertujuan memperkuat statusnya sebagai pusat manufaktur EV regional.

Komite Kebijakan Kendaraan Listrik Nasional Thailand pada Rabu (21/2),menyetujui pengurangan pajak khusus bagi perusahaan-perusahaan untuk mengganti armada truk dan bus besar mereka menjadi kendaraan listrik bertenaga baterai dan hibah bagi produsen untuk memproduksi sel baterai EV secara lokal.

Narit Therdsteerasukdi, sekretaris komite itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan langkah-langkah yang telah disetujui tersebut, yang mencakup kendaraan-kendaraan komersial besar, akan memperluas serangkaian kebijakan sebelumnya, yang berfokus pada mobil penumpang, ke semua segmen EV.

Menurut Narit, langkah ini diperkirakan akan secara signifikan membantu meningkatkan penggunaan truk dan bus listrik, mengurangi polusi di sektor transportasi, dan mendukung langkah perusahaan dalam mencapai target netral karbon.

"Langkah-langkah untuk mendorong investasi dalam produksi sel baterai, sebuah elemen kunci dari rantai pasokan, akan membantu memastikan keberlanjutan dan ketahanan ekosistem EV kami," imbuhnya.

Berkat dukungan pemerintah terhadap EV, Thailand menjadi produsen otomotif peringkat teratas di Asia Tenggara sekaligus salah satu dari 10 besar dunia dalam hal total ekspor otomotif.

Pemerintah Thailand merencanakan agar EV bertenaga baterai dapat mencapai 30 persen dari total produksi otomotif di negara Asia Tenggara itu pada 2030, dengan kapasitas produksi tahunan diperkirakan mencapai 725.000 unit.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top