Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Beauty On Canvas

Ekspektasi Kecantikan di Atas Kanvas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebagai bagian dari kegiatan Plaza Indonesia Beauty Week yang diadakan sepanjang April 2018, Plaza Indonesia mengadakan exhibition yang berlangsung mulai dari 10 hingga 30 April.

Ekshibition yang bertajuk Beauty On Canvas ini menampilkan inspirasi-inspirasi kecantikan untuk para pengunjung mal yang berada di pusat perbelanjaan di tengah Kota Jakarta. Pameran ini turut menghadirkan 12 beauty blogger pada beauty market yaitu Uchita Pohan, Tara Amelz, Lizzie Parra, Agnes Oryza, Michelle Hendra, Soraya Hylmi, Harumi Sudrajat, Andra Alodita, Putricaya, Sarah Ayu, Hellua Puspoyo, dan Kiara Leswara.

Pada acara press conference beberapa saat lalu, Astri Abyanti Permatasuri, General Manager Marketing and Leasing Level 4-6 Plaza Indonesia mengatakan, dengan tren make up dan perkembangan teknologi yang terus bergerak saat ini membuat banyak perempuan lebih memahami akan arti kecantikan.

"Namun tidak sedikit pula perempuan yang telah merawat tubuh dan menggunakan make up masih tetap merasa kurang percaya diri, merasa belum secantik perempuan lainnya, atau masih belum menemukan kenyamanan di balik tampilan cantik yang telah mereka capai," tuturnya.

Pada ekshibition ini pun menampilkan sederet makna kecantikan di atas kanvas menggunakan beragam produk kosmetik seperti lipstick, eye shadow, blush on dan alat kosmetik seperti kuas mata dan pipi.

Uchito Pohan sebagai salah seorang beauty enthusiast yang turut serta memamerkan hasil karyanya dalam eksibisi Beauty on Canvas ini mengatakan dirinya ingin agar perempuan Indonesia mulai peduli bahwa kecantikan bukan saja merawat tubuh semata, namun juga hati.

"Karena saya ingin mentransfer tentang perempuan yang ingin cantik yaitu selain berdandan, memakai make up, dan merawat tubuh, tetapi perlu juga menyehatkan hati," jelas Uchita.

Dengan adanya ekshibition ini, Uchita juga berkeinginan dapat menaikan perasaan perempuan Indonesia mengenai dirinya sendiri. Karena menurutnya, meskipun seseorang tidak menyukai salah satu bagian tubuhnya tetapi tidak mau diganti dengan yang lainnya.

"Bukan hanya make up dan skin care yang akan membuat kita lebih cantik, tetapi kalau mengenai kecantikan itu bagaimana kita merasa dengan diri kita sendiri, adalah sesuatu yang harus kita perhatikan juga," kata Uchita.

Stigma yang Makin Memudar

Uchita Pohan melalui lukisannya menceritakan apa saja yang terjadi saat mata sedang terpejam. Ia ingin menggambarkan bahwa beragam perasaan yang muncul saat terpejam.

"Karena biasanya kita hanya sadar saat mata terbuka saja kan, padahal ada banyak perasaan yang muncul saat terpejam. Makanya saya tambahkan bulu mata seolah mata lagi terpejam," jelas Uchita.

Awalnya ia mengaku sedikit kesulitan untuk menemukan ide dan konsep seperti apa yang akan ia usung. Dirinya pun mulai banyak melakukan pencarian referensi mengenai pengaplikasian make up di atas kanvas.

"Karena berbeda, alat make up dipakai bukan untuk kanvas kan," tuturnya.

Uchita pun mulai mencoba-coba di pinggir kanvas karena kerap warna-warna yang ia ingin aplikasikan berbeda dengan seperti yang ia harapkan dan malah memiliki tekstur yang sedikit sulit. Ia yang bertubuh gemuk turut menambahkan bahwa sekarang ini kebutuhan untuk memiliki bentuk tubuh proporsional adalah suatu stigma yang semakin memudar.

Terlebih ketika bentuk tubuh yang proporsional tersebut memiliki penampilan yang rapi dan menarik. "Karena berpenampilan menarik itu bukan mengubah diri kita tetapi menegaskan apa yang bagus dari kita," tutur Uchita.

Selain itu berpenampilan rapi dan menarik menurutnya adalah suatu kewajiban dan bentuk rasa hormat ke orang lain. "Jadi kita berpenampilan rapi karena menghormati orang tersebut. Begitu pun sebaliknya," katanya.

Selain itu dirinya pun tidak mempermasalahkan beberapa pekerjaan tertentu yang mengharuskan karyawannya untuk memiliki tubuh yang proporsional. Karena ada beberapa pekerjaan di mana tubuh proporsional mendukung kinerja kerjanya dan mencakup permasalahan medis, seperti pramugari.

Tren Kecantikan Telah Bergeser

Salah satu beauty enthusiast yang turut memeriahkan ekshibition Beauty on Canvas yang diselenggarakan oleh Plaza Indonesia adalah Hellua Puspoyo. Hellua menceritakan bahwa kesulitannya dalam mengerjakan proyek lukisan ini mirip dengan yang dialami oleh Uchita Pohan, yaitu saat mengeksekusi make up di atas kanvas terkadang tidak sesuai dengan ekspektasinya.

"Karena make up dan cat kan berbeda, jadi tidak sesuai dengan ekspektasi," cerita Hellua saat ditemui, beberapa saat lalu.

Dalam karyanya ini, Hellua ingin menyampaikan pesan yang berhubungan dengan stigma zaman dahulu bahwa kalau perempuan memakai make up biasanya dangkal pemikirannya dan sekarang tidak. Karena dapat dilihat, saat ini justru banyak perempuan berpenampilan menarik dan gemar berhias yang berwawasan luas.

Selain itu, karya yang memerlukan waktu pengerjaan selama empat jam ini pun merupakan penggambarannya mengenai kategori yang dibuat oleh masyarakat mengenai arti sebuah kecantikan.

"Karena di masyarakat sendiri perempuan sering kali dikotak-kotakan. Kalau mau diakui cantik jadi harus putihlah, hidungnya harus mancunglah, dan bahkan tanpa disadari banyak iklan produk kecantikan yang seperti itu," jelas Hellua.

Sementara saat ini, tren kecantikan seperti itu telah bergeser. Namun, masih sedikit masyarakat yang menyadari akan hal tersebut. Lukisannya yang menggunakan lipstik berbagai macam warna dengan bentuk kotak-kotak yang terkadang tidak sama atau 'memaksakan' masuk ke kotak lain pun menceritakan sebuah pengalaman yang tidak nyaman menjadi orang lain yang bukan dirinya hanya agar dapat sesuai dengan keinginan lingkungan.

"Karena mungkin melihat sekarang di internet, khususnya media sosial Instagram, sudah kompetitif banget anak muda yang terlalu memaksakan dirinya untuk dianggap di masyarakat," ceritanya.

Dengan karyanya ini, ia mengharapkan semoga ke depannya pengunjung ekshibition dapat terinspirasi dan lebih percaya diri dengan dirinya sendiri tanpa perlu berubah menjadi orang lain. "Ada impact-nya lah, untuk psikologis setidaknya," harap Hellua.

gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top