
Eks Presiden Rodrigo Duterte Hadiri Sidang ICC Lewat Tautan Video
Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte
Foto: icc-cpi.intMANILA - Mantan Presiden Filipina Rodrigo R. Duterte untuk pertama kalinya hadir di hadapan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) melalui tautan video pada Jumat (14/3) waktu Manila dengan persidangan selanjutnya untuk konfirmasi dakwaan dijadwalkan pada 23 September.
Hakim Ketua Kamar Pra-Peradilan I ICC, Iulia Antoanella Motoc, yang berbicara dalam bahasa Prancis, mengizinkan Duterte untuk menghadiri dan mengikuti sidang secara virtual mengingat perjalanan panjang dengan perbedaan waktu yang cukup besar yang harus ditempuhnya dari Filipina.
Duterte yang mengenakan jas biru dan dasi mendengarkan melalui headphone untuk mendengar penerjemah dan berbicara dalam bahasa Inggris untuk mengkonfirmasi nama lengkap, tanggal, dan tempat lahirnya.
Penasihat hukumnya yang merupakan mantan sekretaris eksekutifnya, Salvador Medialdea, hadir di ruang sidang.
Duterte dibacakan hak-haknya berdasarkan Statuta Roma dan secara resmi diberitahu tentang dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait kampanye "perang melawan narkoba" yang ia lakukan antara 1 November 2011 dan 16 Maret 2019, saat menjabat sebagai Wali Kota Davao dan kemudian Presiden Filipina.
Setelah pembacaan dakwaan, Motoc mengizinkan Medialdea untuk menyampaikan pernyataan, yang mengatakan Duterte secara mendadak dipindahkan ke Den Haag dan bahwa pemindahan melalui Uni Emirat Arab—yang bukan anggota ICC—merupakan penyalahgunaan proses yang berat.
Ia juga menyatakan Duterte memiliki masalah kesehatan yang melemahkan, termasuk penglihatan yang buruk dan tidak dapat mendengar dengan baik.
Namun, Motoc mengatakan dokter pengadilan telah menyatakan Duterte sepenuhnya sadar secara mental dan dalam kondisi baik.
Motoc mengatakan laporan dari Registri dengan jelas menyatakan Duterte menyadari hak-haknya, dakwaan terhadapnya, dan surat perintah penangkapan dalam bahasa Inggris.
Hakim ICC tersebut mengatakan permintaan kubu Duterte untuk menunda sidang pertama ditolak karena menurutnya sidang tersebut tidak memerlukan banyak persiapan dan hanya dimaksudkan untuk memperkenalkan pihak-pihak yang terlibat, memastikan dakwaan, serta menetapkan tanggal untuk sidang konfirmasi dakwaan berikutnya.
"Akan ada prosedur lengkap yang akan berlangsung hingga konfirmasi dakwaan, yang akan memungkinkan Duterte mengajukan semua keberatan yang baru saja Anda sampaikan," kata Motoc kepada Medialdea.
Motoc menetapkan tanggal 23 September sebagai sidang pra-peradilan untuk menentukan apakah bukti yang diajukan oleh jaksa cukup kuat untuk membawa kasus tersebut ke tahap persidangan. Ant/PNA-OANA/I-1
Berita Trending
- 1 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 2 Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas bisa Diakses Semua Warga
- 3 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 4 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
- 5 Menbud Harap MoU Kerja Sama Budaya Indonesia-Turki Segera Rampung
Berita Terkini
-
Sejumlah Musisi Tanah Air Meriahkan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2025
-
Pengemudi Online Kerja di Dua Aplikasi Bisa Dapet BHR
-
Jaga Stamina Selama Ibadah Puasa, Dosen UGM Bagikan Tipsnya
-
QRIS Tap Bisa Dipakai Lewat wondr by BNI, Naik Transportasi Jadi Makin Mudah
-
THR Untuk Ojol Harus Diapresiasi dan Diawasi