Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Potensi Daerah

Ekosistem Ekonomi Maritim Perlu Dibenahi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ekosistem ekonomi maritim harus dibenahi dengan tidak hanya berpusat di Jakarta, tetapi harus menyebar setidaknya ke berbagai daerah sekitar Ibu Kota. Jika tidak, potensi ekonomi maritim tak akan optimal.

Potensi ekonomi maritim di Indonesia sangat besar. Pada 2019 mencapai 1.231 triliun rupiah, dan 2020 mencapai 1.212 triliun rupiah. Meskipun nominalnya turun, faktanya kontribusi ekonomi maritim meningkat kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Nilai PDB kemaritiman Indonesia pada 2020 11,31 persen dari PDB nasional. Meskipun turun dari tahun 2019 yang mencapai 1.231 triliun rupiah akibat dampak pandemi Covid-19, tetapi kontribusinya mengalami peningkatan sebesar 11,25 persen pada tahun 2019, menjadi 11,3 persen di tahun 2020.

Komite Investasi Kementerian Investasi/BKPM, Anggawira, menyampaikan ekonomi maritim Indonesia harus mampu dimaksimalkan untuk menunjang pertumbuhan Indonesia. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam ekosistem ekonomi maritim ini adalah rantai pasok logistik utamanya pelabuhan menjadi hub utama dalam aktivitas perdagangan.

"Kalau dilihat pelabuhan dan ekosistemnya saat ini, jangan hanya terpusat di Jakarta saja, seperti Priok. Akan tetapi, harus mampu menyebar minimal di daerah sekitar Jakarta untuk menopang akselerasi kegiatan ekonomi maritim ini," ujar Anggawira, di Jakarta, Rabu (12/10).

Sementara itu, Chief Executive Officer Krakatau International Port (KIP), Akbar Djohan, menyampaikan rantai pasok logistik harus dipahami sebagai satu ekosistem yang tidak bisa dipisahkan. Rantai pasok harus terintegrasi, berkapasitas besar, dan memiliki fasilitas mumpuni.

Akbar mencontohkan kapasitas KIP yang lebih baik dari Pelabuhan Tanjung Priok. Karena kedalaman pelabuhan yakni -21 meter Low Water Spring (LWS) atau lebih dalam dari Priok yang hanya -14 meter LWS.

"KIP berlokasi di Banten dekat dengan Jakarta khususnya Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga dengan berbagai kapasitas dan fasilitas yang ada di KIP bisa mendorong bukan hanya untuk ekonomi di Banten, tapi mendukung ekonomi nasional dengan menopang Priok sebagai pusaran perdagangan di Indonesia," ungkap Akbar.

KIP sebagai pelabuhan curah terbesar di Indonesia menyadari bahwa di Banten sendiri memiliki 70 pelabuhan, hanya saja 4 BUP (Merak, Pelindo, KIP, Ciwanda) dan masih banyak yang bisa dikembangkan, sehingga potensi ekonomi maritim ini sangat besar dan harus dijawab dengan berbagai inovasi.

Hub Energi

Akbar menegaskan KIP saat ini sangat siap menjadi pelabuhan hub energi di Banten dan sekitarnya. Pasalnya, Banten memiliki tujuh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan beberapa proyek strategi nasional bidang energi.

Ke depannya, Banten dapat bekerja sama dengan PLN untuk subsidi kebutuhan batu bara di fasilitas PLTU.

"Tentunya membangun ekonomi maritim ini tidak bisa sendiri, harus kolaborasi dengan berbagai pihak baik pemerintah, BUMN, dan swasta guna mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional," tutup Akbar.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top