Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Berkelanjutan

Ekonomi Sirkular Berpotensi Tingkatkan PDB hingga Rp642 Triliun

Foto : Sumber: Kementerian ESDM
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Hasil kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan penerapan ekonomi sirkular berpotensi menghasilkan tambahan produk domestik bruto (PDB) nasional berkisar 593 triliun hingga 642 triliun rupiah hingga 2030 mendatang.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Bappenas, Arifin Rudiyanto, di Jakarta, Kamis (27/5), mengatakan selain memberikan tambahan pendapatan, ekonomi sirkular juga penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru jenis green job di Indonesia. "Ekonomi sirkular tentunya akan menurunkan emisi karbon ekuivalen hingga mencapai 126 juta ton pada 2030," kata Arifin.

Peluang pada pemanfaatan ekonomi sirkular, paparnya, sangat penting untuk bisa dimanfaatkan dalam membangun ekosistem bisnis berkelanjutan, sehingga diharapkan dapat mendorong pergeseran paradigma pelaku usaha yang tadinya hanya melaksanakan corporate social responsible (CSR), kini juga menerapkan creating share value (CSV).

"CSV merupakan pendekatan bisnis baru yang mengintegrasikan peningkatan kualitas sosial dan lingkungan dalam penciptaan nilai ekonomi," katanya.

Menurut dia, CSV berbeda dengan CSR yang fokus pada kepatuhan standar komunikasi yang berlaku. Dengan menerapkan CSV, perusahaan memiliki kekuatan untuk menghadapi pertumbuhan global. Prinsip penerapan CSV yaitu "better for business, better for world".

Salah satu contoh penerapannya, kata Arifin, yakni mengganti sumber energi fosil menjadi nonfosil pada proses produksi. "Salah satu contohnya, ada satu industri otomotif yang mengganti sumber energinya dari yang fosil menjadi nonfosil dengan biaya yang mereka keluarkan hanya 70 persen dari yang biasanya," ungkap Arifin.

Penerapan ekonomi sirkular juga menjadi salah satu aksi dalam mencapai target-target pada sustainable development goals (SDG's) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. Aksinya bisa dimulai perusahaan dengan menghemat penggunaan listrik, mengefisienkan sumber daya air, dan memilih bahan baku yang lebih ramah lingkungan.

"Sebagai aksi nyata SDG's, pebisnis dan pelaku usaha bisa mulai menerapkan ekonomi sirkular melalui penghijauan proses bisnisnya, yakni memproduksi produk hijau dan jasa yang mendukung keberlanjutan lingkungan," jelasnya.

Kurangi Energi Fosil

Dalam kesempatan lain, Pakar Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Rizal Edy Halim, menegaskan bahwa sudah seharusnya arah perkembangan ekonomi memang harus ke arah ekonomi sirkular atau ekonomi yang berkelanjutan.

Arah menuju energi sirkular, lanjut Edy, harus ditindaklanjuti dengan upaya lainnya termasuk mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). "Sistem ini tentunya harus diikuti dengan sejumlah kebijakan pengurangan energi fosil, recycling, dan lain lain," kata Rizal. Ekonomi sirkular, tambahnya, perlu di-support dengan kebijakan sektoral dan daerah.

Sementara itu, Pakar Ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Bambang Budiarto, mengatakan pergeseran dari CSR ke CSV memang sangat dimungkinkan dan memang sudah saatnya. n ers/SB/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top