Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Proyeksi 2024

Ekonomi RI Sulit Tumbuh 5 Persen

Foto : Sumber: BPS - KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perekonomian nasional Indonesia pada 2024 diperkirakan tidak akan tumbuh di atas 5 persen karena kombinasi antara faktor internal dan eksternal yang belum menunjukkan pemulihan seperti yang diharapkan.

Peneliti senior Indef, Tauhid Ahmad, yang dihubungi di Jakarta, Selasa (6/2), mengatakan faktor internal yang menghambat terutama inflasi pangan seperti kenaikan harga beberapa komoditas bahan pokok seperti beras dan jagung. Begitu pula dari faktor ekternal di mana aktivitas ekspor impor belum menggembirakan.

"Apalagi pertumbuhan ekonomi dunia masih flat di kisaran 2,5-2,6 persen tidak sampai 3 persen. Belanja pemerintah juga tidak optimal. Saya perkirakan maksimal 4,9 persen," kata Tauhid.

Pemilu yang diharapkan mendorong pertumbuhan, menurut Tauhid, juga tidak terlalu mendorong pertumbuhan. Apalagi ada potensi pemilu dua putaran yang membuat investasi akan kembali terlambat karena investor akan wait and see.

Pada tahu ini juga merupakan tahun transisi kekuasaan yang membuat lelang juga akan terhambat karena periode pemerintahan saat ini hanya akan sampai Oktober 2024. Padahal biasanya lelang juga sering terlambat di akhir tahun. Karena transisi, belanja pemerintah pada tahun ini bisa diperkirakan akan banyak tertahan.

Faktor lainnya adalah keadaan ekonomi Tiongkok yang menghadapi persoalan domestik besar dengan perlambatan yang terjadi di sana dan masih ditambah dengan ambruknya sektor properti mereka. "Tantangannya terlalu besar di tahun ini, sulit mencapai 5 persen," kata Tauhid.

Sementara itu, Peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa, mengatakan ekonomi tumbuh 5 persen, seperti dicanangkan pemerintah realistis saja jika ditopang oleh peningkatan konsumsi masyarakat. Tak hanya itu, juga harus didukung oleh pengeluaran pemerintah pada masa Pemilu dan akhir masa jabatan Presiden Jokowi.

Kendati demikian, pekerjaan rumah pemerintah saat ini ialah bagaimana menjaga konsumsi masyarakat stabil dan bahkan lebih dari itu bagaimana mendorong pertumbuhan konsumsi domestik.

"Caranya, perbaikan pendapatan melalui kenaikan upah dan fasilitasi usaha serta pengurangan biaya hidup masyarakat melalui upaya stabilisasi harga pangan. Kuncinya mengendalikan inflasi," pungkas Awan

Jaga Permintaan Domestik

Kepala Riset DBS Group, Maynard Arif, memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5 persen pada 2024 dengan menjaga permintaan domestik tetap tumbuh, mulai dari sisi konsumsi hingga investasi.

"Untuk pertumbuhan ditopang lebih dari faktor domestik, seperti konsumsi, bansos, pemilu, dan inflasi yang lebih rendah, karena ekspor dan harga komoditas masih rendah," kata Maynard.

Ia mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut didasarkan dengan mempertimbangkan prospek perekonomian global 2024 yang masih dihantui dengan perlambatan atau mengalami soft landing, dan penurunan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) yang diperkirakan mulai di semester II-2024.

Selain itu, perlambatan ekonomi Tiongkok juga bisa mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia pada 2024.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top