Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Perekonomian | Pertumbuhan Ekonomi 2023 Ditopang Belanja Pemilu

Ekonomi RI Berpotensi Melambat Triwulan III-2023

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan kehilangan daya pacunya pada triwulan III tahun ini. Perekonomian nasional masih dibayangi risiko ketidakpastian global, terutama akibat tensi geopolitik dan normalisasi moneter Amerika Serikat (AS).

Investor pasar keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada Juli-September 2023 melambat. Para pelaku pasar keuangan memperkirakan ekonomi nasional pada kurtal I-2023 tumbuh 5,0 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan II-2023 sebesar 5,17 persen.

"Investor mengantisipasi data PDB kuartal III Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh 1,71 persen secara kuartalan qtq dan 5,05 persen yoy," ujar pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, akhir pekan lalu.

Sementara itu, ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, mengatakan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,0-5,1 persen year on year (yoy) pada akhir 2023, salah satunya ditopang belanja menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Pemilu yang akan diselenggarakan dalam beberapa bulan mendatang, akan berdampak terhadap aktivitas ekonomi sektoral, karena meningkatkan aktivitas sektor administrasi publik akibat peningkatan belanja sosial, serta penyelesaian proyek infrastruktur dan strategis nasional," ujar Riefky dalam kajian Indonesia Economic Outlook 2024 berjudul "Transisi Politik di tengah era Higher-for-Longer" di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Alokasi belanja menjelang pemilu tersebut, menurutnya, sudah terlihat sejak kuartal II-2023, yang mana sektor pemerintahan dan administrasi publik tumbuh pesat hingga 8,15 persen (yoy) dibandingkan hanya 2,09 persen (yoy) pada kuartal I-2023.

Selain itu, sektor konstruksi juga tumbuh signifikan dari hanya 0,32 persen (yoy) pada kuartal I-2023 menjadi 5,23 persen (yoy) pada kuartal II-2023.

"Periode menjelang pemilu juga akan mendorong konsumsi domestik, perdagangan secara umum, serta belanja untuk komunikasi, media, dan periklanan," ujar Riefky.

Dia menyebut berbagai data perekonomian Indonesia hingga kuartal III-2023 telah menunjukkan capaian yang positif, sehingga akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional di sisa 2023.

Data tersebut di antaranya realisasi investasi yang meningkat 7,0 persen (yoy) menjadi 374,4 triliun rupiah dan neraca perdagangan tercatat surplus 3,42 miliar dollar AS pada kuartal III-2023.

Selain itu, data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terakhir per Oktober 2023 masih terjaga di level 2,56 persen (yoy), atau berada di kisaran target Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3 plus minus 1 persen.

Penyaluran Kredit

Dia memproyeksikan penyaluran kredit akan tumbuh lebih tinggi pada akhir 2023, mengingat per September 2023 kredit telah tumbuh 8,96 persen (yoy), serta dana pihak ketiga (DPK) telah tumbuh 6,54 persen (yoy).

Namun demikian, di sisi lain dari mancanegara, Riefky mengingatkan bahwa perlambatan permintaan global ditambah kebijakan moneter "higher-for-longer" bank sentral di dunia telah mendorong arus modal keluar dari berbagai negara berkembang termasuk Indonesia, sehingga menyebabkan depresiasi pada nilai tukar rupiah.

Menurutnya, hal tersebut berpotensi melemahkan sektor manufaktur pada sisa 2023, mengingat ekspor Indonesia sangat bergantung pada harga komoditas global, serta profil impor Indonesia.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top