Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Covid-19 I RI Butuh 3-4 Tahun untuk Memulihkan Perekonomian

Ekonomi Mengalami Kemunduran

Foto : Sumber: BPS, Kemenkeu – Litbang KJ/and - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

» PDB 2020 hampir sama dengan PDB 2018, sedangkan angka kemiskinan hampir sama dengan posisi 2017.

» Belanja modal swasta dan pemerintah yang terbatas menyebabkan produktivitas menurun hingga 2022.

JAKARTA - Perekonomian Indonesia diperkirakan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih seperti sebelum pandemi Covid-19 merebak. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang berkontraksi pada 2020 disertai kenaikan angka kemiskinan dan pengangguran, maka setidaknya butuh waktu tiga hingga empat tahun untuk kembali pada kondisi normal.

Chief Economist CIMB Niaga, Adrian Panggabean, dalam outlook ekonomi 2021 di Jakarta, Kamis (25/2), mengatakan kondisi perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran.

"Kalau melihat PDB 2020, itu mundur dua tahun hampir sama dengan PDB pada 2018. Sedangkan angka kemiskinan 2020 hampir sama dengan 2017 lalu atau mundur tiga tahun," kata Adrian.

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai 15.434,2 triliun rupiah dan PDB per kapita sebesar 56,9 juta rupiah atau 3.911,7 dollar AS. Ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami kontraksi atau negatif 2,07 persen dibanding 2019.

Sedangkan pada 2018, PDB atas dasar harga berlaku tercatat 14. 837,4 triliun rupiah dan PDB perkapita mencapai 56 juta rupiah atau 3.927,0 dollar AS. Ekonomi pada tahun tersebut tumbuh 5,17 persen dibanding tahun 2017.

Sedangkan angka kemiskinan pada September 2020 mencapai 27,55 juta jiwa atau 10,19 persen dari total penduduk. Dibanding pada September 2017, kemiskinan tercatat 26,58 juta jiwa atau 10,12 persen dari total penduduk.

"Dengan mundurnya perekonomian dan melihat tantangan saat ini, maka sangat logis butuh waktu beberapa tahun untuk kembali ke kondisi ekonomi yang normal," kata Adrian.

Tantangan perekonomian, papar Adrian, adalah relatif terbatasnya mobilitas penduduk karena vaksinasi pun masih butuh waktu cukup lama untuk mencapai herd immunity. Herd immunity merupakan kondisi terjadinya proteksi secara tidak langsung oleh individu yang rentan terhadap suatu infeksi karena proporsi individu yang imun (kebal) terhadap infeksi tersebut jumlahnya lebih besar dalam suatu populasi. Untuk kasus Covid-19, herd immunity tercapai kalau 70 persen populasi yang kebal.

Dengan perkiraan hingga akhir 2021, vaksinasi sebanyak dua kali belum mencapai target, herd immunity, maka perusahaan belum berani menggenjot produksi karena rumah tangga juga masih menahan belanja.

Belanja modal atau capital expenditure/capex baik dari korporasi maupun pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah pun diperkirakan masih terbatas, sehingga potensi output-nya pun rendah.

"Pengurangan capex pada 2020 lalu telah berdampak pada turunnya potential output di 2021. Kalau kombinasi antara capex swasta dan capex pemerintah di tahun ini, juga berpotensi menahan pertumbuhan ekonomi pada 2022," kata Adrian.

Pertumbuhan Berkualitas

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah diskusi bertajuk Indonesia Economy Outlook 2021 di Jakarta, Kamis (25/2), menyatakan beberapa lembaga multilateral, seperti IMF, Bank Dunia, dan OECD, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan tumbuh positif berkisar 4-5 persen.

Bangsa Indonesia, kata Presiden, harus bisa mewujudkan prediksi-prediksi tersebut dengan catatan seluruh elemen bangsa harus bersatu dan fokus menangani krisis kesehatan, sehingga bisa mendongkrak pertumbuhan yang berkualitas.

"Kita harus buktikan bahwa Indonesia bisa, bisa lebih baik dari yang diperkirakan. Syaratnya sederhana, energi bangsa harus bersatu, harus fokus untuk menangani krisis kesehatan dan mendongkrak pertumbuhan yang berkualitas," kata Kepala Negara.

Bangsa Indonesia, kata Jokowi, telah menjalani masa tersulit dalam satu tahun pandemi Covid-19 dan saatnya sekarang untuk bangkit dengan optimisme, antusias, dan kerja keras penuh keberanian.

Kunci pemulihan adalah kemampuan semua pihak mengatasi pandemi dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, PPKM Skala Mikro serta melaksanakan vaksinasi secara besar-besaran. n ers/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top