Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ekonom Energi UGM: Pindahkan Depo Pertamina Plumpang dalam Tempo Sesingkatnya

Foto : Foto : ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Presiden Jokowi meninjau salah satu posko korban kebakaran, yakni di RPTRA Rasela Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Pasca kebakaran dahsyat yang menimpa Depo Pertamina Plumpang, muncul alternatif solusi: relokasi depo atau kawasan penduduk.

Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk segera mengambil keputusan relokasi Depo Pertamina Plumpang atau relokasi pemukiman warga secara tepat dan cepat.

Ekonom energi UGM, Fahmy Radhi menjelaskan, dalam proses pengambilan keputusan itu mengemuka pendapat bahwa jatuhnya korban adalah kesalahan penduduk tinggal di daerah buffer zone yang diklaim milik Pertamina.

"Namun hampir tidak ada yang mempertanyakan mengapa kebakaran dahsyat terjadi?. Kalau kebakaran itu tidak terjadi maka tidak ada korban berjatuhan. Faktanya, kebakaran itu berawal dari Depo Pertamina Plumpang yang menyambar sejumlah rumah penduduk," kata Fahmi dalam rilis yang diterima Koran Jakarta, Senin (6/3).

Menurut Fahmy, kebakaran yang ketiga kali di Depo Pertamina Plumpang dan Kilang Minyak Pertamina mengindisikan bahwa sistim kemanan (Safety System) amat buruk, di bawah International Standard yang mensyaratkan zero accidents bagi asset staretgis dan resiko tinggi. Tidak tampak upaya serius Pertamina untuk memperbaiki sistim keamanan yang diterapkan sehingga menyebabkan kebakaran beruntun Kilang Minyak dan Depo BBM milik Pertamina berulang, yang kali ini merenggut 19 nyawa penduduk tidak berdosa.

"Dalam kondisi itu, opsi pemindahan Depo Pertamina Plumpang merupakan opsi yang tepat dan cepat, dengan beberapa alasan," kata Fahmy.

Pertama, penyulut kebakaran berawal dari Depo Pertamina Plumpang, bukan rumah Penduduk. Kedua, opsi pemindahan Depo Pertamina dapat diputiuskan secara cepat oleh direksi Pertamina, Sedangkan keputusan relokasi kawasan penduduk lebih lama karena melibatkan beberapa pihak: Pertamina, Pemda DKI, dan Warga.

Ketiga, saat ini lokasi Depo Pertamina Plumpang sudah sangat tidak layak, lantaran berada di tengah kawasan penduduk padat, tidak tersedia buffer water cukup yang dibutuhkan untuk proses pendinginan pipa. P

"Pendistribusian BBM dari kilang ke Depo menggunakan pipa yang sebagian melewati kawasan penduduk, sehingga saat pipa terbakar pasti akan menyebabkan kebakaran rumah penduduk di sekitarnya. Dengan alasan tersebut, maka hanya satu kata pindahkan Depo Pertamina Plumpang dalam tempo sesingkatnya," tandas Fahmi.


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top