Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 24 Sep 2021, 00:00 WIB

Efek 'Cachexia'  Sebabkan Kematian Pasien

Foto: istimewa

Para ilmuwan masih tidak yakin penyebab sebenarnya kematian pada banyak pasien kanker. Pada kanker hati misalnya, penyakit tersebut jelas merusak fungsi organ penting bagi kehidupan. Uniknya pada kanker kulit, ovarium yang termasuk organ kurang kritis, banyak pasien kanker tersebut tetap meninggal.
Meskipun kanker sering bermetastasis atau menyebar ke organ lain hingga menyebabkan kegagalan beberapa organ adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker yang dicatat oleh dokter.
"Banyak kanker manusia yang bermetastasis, tetapi itu tidak mengubah pertanyaan mendasar, 'Mengapa kanker itu membunuh?' Jika tumor Anda bermetastasis ke paru-paru, apakah Anda sekarat karena gagal paru-paru atau Anda sekarat karena hal lain?" ujar profesor biologi molekuler dan sel University California (UC) Berkeley, David Bilder.
Untuk alasan itu, ia menguji tumor non-metastasis yang ditanamkan pada lalat buah dan tikus. Ia ingin mendapatkan efek sistemik, bukan hanya efek pada organ yang mengandung tumor itu sendiri.
Ia mengatakan penyebab efek sistemik kanker adalah cachexia yaitu ketidakmampuan untuk mempertahankan berat badan. Hal ini menyebabkan pengecilan otot bahkan meski telah menerima nutrisi intravena. Berat badan menurun karena pelepasan kimia yang mencegah insulin menyimpan energi dalam tubuh.
Seperti cachexia, gangguan sawar antara darah dan otak mungkin merupakan efek jarak jauh lain dari tumor. Dalam studi baru, para peneliti menemukan pemblokiran aktivitas IL-6 lokasi tersebut dapat meningkatkan umur lalat dengan kanker sebesar 45 persen.
Dari uji laboratorium pada tikus dengan kanker, tim menemukan setelah 21 hari, 75 persen dari tikus pembawa kanker yang diobati dengan penghambat reseptor IL-6 masih hidup, dibandingkan hanya 25 persen dari tikus yang tidak diobati dengan kanker.
"Bukan hanya rusaknya penghalang darah dengan otak yang membunuh hewan. Lalat dapat hidup selama tiga atau empat pekan dengan sawar antara darah dengan otak yang bocor, sedangkan, jika mereka memiliki tumor, mereka akan segera mati ketika penghalang itu dirusak," ujar dia.
Bilder telah menemukan bahan kimia tambahan yang dihasilkan kanker pada lalat yang dikaitkan dengan edema atau penumpukan cairan karena retensi cairan berlebih dan pembekuan darah berlebih. Hal ini menyebabkan pembuluh darah tersumbat yang sering menyertai pasien kanker.
Sementara itu peneliti lain telah menemukan bahan kimia yang diproduksi tumor pada lalat terkait dengan anoreksia yaitu hilangnya nafsu makan dan disfungsi kekebalan, yang juga merupakan gejala umum dari banyak kanker. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.