Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pilpres Filipina I Analis: Presiden Duterte Takut dengan Tuntutan Hukum dan ICC

Duterte Calonkan Diri Jadi Senator

Foto : AFP/JAM STA ROSA

Buat Kejutan l Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (kiri), mengangkat tangan Senator Christopher “Bong” Go yang telah mendaftarkan pencalonannya sebagai calon presiden di kantor Komisi Pemilihan Umum di Manila pada Sabtu (13/11) lalu. Pada Senin (15/11), Presiden Duterte membuat kejutan dengan mendaftarkan diri untuk ikut pemilihan senator pada pemilu 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, pada Senin (15/11) mendaftarkan diri untuk ikuti pemilihan Senator.

Duterte, yang secara konstitusional dilarang mencalonkan diri untuk masa jabatan enam tahun kedua, mengajukan pencalonannya di kantor Komisi Pemilihan, beberapa menit sebelum tenggat waktu untuk mengikuti pemilihan.

"Seorang pengacara menyerahkan dokumen pendaftaran atas nama presiden," lapor kantor beritaAFP. "Pendaftaran Duterte itu serta merta memadamkan spekulasi bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden, sebuah jabatan yang juga diperebutkan oleh putrinya, Sara Duterte-Carpio," imbuhAFP.

Duterte, 76 tahun, sebelumnya mengatakan dia akan mencalonkan diri untuk jabatan wapres, sebelum berubah pikiran dan mengumumkan rencana bulan lalu untuk pensiun dari politik yang disambut dengan skeptis oleh para analis.

Pada September 2015, Duterte juga pernah membuat deklarasi serupa dengan mengatakan ia akan pensiun untuk selamanya, namun dua bulan kemudian ia malah mengumumkan pencalonan untuk kursi presiden.

Menurut seorang profesor ilmu politik Universitas Filipina, Jean Franco, pencalonan Duterte untuk senator merupakan sebuah upaya untuk tetap bertahan dalam dunia politik sambil menghadapi penyelidikan internasional atas pelanggaran kampanye antinarkoba yang mematikan.

"Duterte mencalonkan diri sebagai senator karena dia takut dengan tuntutan hukum dan Mahkamah Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC)," kata Franco.

Pada September lalu, seorang hakim di ICC mengizinkan penyelidikan penuh terhadap kampanye antinarkoba Duterte, dengan mengatakan itu menyerupai serangan tidak sah dan sistematis terhadap warga sipil. Kelompok hak asasi memperkirakan kampanye antinarkoba Duterte telah menewaskan puluhan ribu orang.

"Sebagai seorang senator, Duterte akan dilindungi dari penangkapan karena kejahatan yang bisa memenjarakannya selama jabatan itu masih dipegangnya," imbuh Franco.

Posisi Terkuat

Tadinya, Sara Duterte secara luas diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam upaya untuk menggantikan ayahnya, dan jika hal itu benar-benar terjadi, maka Duterte berpotensi akan dilindungi oleh anaknya dari tuntutan pidana di Filipina dan dari penyelidik ICC.

Sayangnya, pada Sabtu (13/11) lalu, Sara justru mendaftarkan diri untuk ikut pemilihan wakil presiden dan keputusan Sara ini segera disambut oleh partai pendukung calon presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, yaitu Partido Federal ng Pilipinas, yang kemudian meminta Sara jadi cawapres pendamping capres Bongbong Marcos Jr.

Rodrigo Duterte adalah sekutu dari keluarga Marcos karena berkat dukungan dari keluarga mantan diktator itu, Duterte berhasil memenangkan kursi kepresidenan pada pilpres 2016 dan pada pemilu itu ia merangkul Bongbong Marcos Jr jadi pendampingnya sebagai calon wakil presiden, tetapi kemudian Bongbong kalah dalam pemilu.

Saat ini keputusan Sara untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden telah membuat Bongbong Marcos Jr berada di posisi yang kuat dalam pemilihan presiden.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top