Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dunia Sambut 2021 di Tengah Bayang-Bayang Pandemi Virus Korona

Foto : AFP/NOEL CELIS

Warga Kota Berkumpul - Warga Kota Wuhan di Provinsi Hubei, Tiongkok, terlihat ramai berjalan di tepi Sungai Yangtze pada malam jelang pergantian tahun, Kamis (31/12). Perayaan Tahun Baru di Wuhan tahun ini semarak setelah kota itu sudah mulai dapat mengendalikan wabah Covid-19.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebanyak 7,8 miliar orang di seluruh dunia mengucapkan selamat tinggal pada 2020, tetapi perayaan pergantian tahun di hampir semua negara kali ini berlangsung tanpa keramaian dan pertemuan publik karena adanya aturan pembatasan sosial sangat ketat untuk mencegah penyebaran pandemi virus korona.

Suasana sepi saat pergantian tahun terasa di Jepang yang merayakan tahun baru di tengah meningkatnya kasus Covid-19. Karena pandemi, Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, telah meminta warga Jepang untuk tidak menghadiri acara malam tahun baru.

"Virus korona tidak mengenal liburan akhir tahun atau Tahun Baru," kata dia.

Di Korea Selatan (Korsel), di mana pemerintah di Negeri Ginseng ini telah melarang pertemuan lebih dari lima orang, peringati malam Tahun Baru terasa amat berbeda karena dering bel tradisional di Seoul dibatalkan untuk pertama kalinya sejak 1953.

Pantai tempat orang Korsel berkumpul untuk menyaksikan matahari terbit, ditutup sementara. Resor ski dan tempat wisata lainnya pun ditutup.

Situasi yang tak sedikit berbeda terjadi di Taiwan di mana pejabat di negara itu mengadakan pertunjukan kembang api di dekat menara Taipei 101 yang ikonik. Upacara pengibaran bendera di pagi hari pada awal tahun baru berlangsung di depan gedung Kantor Kepresidenan, namun hanya dihadiri terbatas oleh pejabat pemerintah dan tamu undangan.

Suasana sepi juga terasa di Hong Kong yang juga membatalkan perayaan publik untuk tahun kedua berturut-turut. Tahun lalu, perayaan pergantian tahun juga ditiadakan karena masalah keamanan publik.

Sementara itu di seberang Atlantik di Amerika Serikat, lokasi Times Square yang bersejarah di Kota New York, melarang pengunjung berkumpul untuk menyaksikan "ball drop" yang menghitung mundur menit terakhir dan menyambut tahun berikutnya.

Meskipun tetap ada pesta kembang api dan petasan di Seoul, Wellington (Selandia Baru), Sydney (Australia) atau di Ottawa (Kanada) dan di banyak kota lain di dunia, sebagian besar dilakukan tanpa kehadiran warga dan hanya disiarkan melalui televisi atau jaringan live-streaming. Kalaupun ada yang berkumpul dan menyaksikan kembang api, semuanya mengikuti protokol kesehatan yang sangat ketat.

Di Italia, yang sebagian besar wilayahnya dikategorikan sebagai zona merah atau kawasan di mana terdapat perebakan luas, warga tidak diizinkan meninggalkan rumah tanpa mengisi surat pernyataan yang berisi informasi lengkap alasan meninggalkan rumah dan tujuannya.

Malam Tahun Baru di Vatikan juga sangat berbeda. Selain karena pandemi, Paus Fransiskus tidak bisa melakukan misa akhir tahun karena masalah sakit punggung dan kaki kanan. "Paus tidak hadir dalam misa Kamis malam dan misa Tahun Baru di Basilika Santo Petrus," kata juru bicara Vatikan, Matteo Bruni.

Penutupan sebagian wilayah dan penghentian kegiatan ekonomi di Australia juga membuat pihak berwenang melarang massa berkumpul untuk merayakan Tahun Baru bersama-sama.

Warga bahkan tidak bisa menyaksikan kembang api di Sydney Harbor yang terkenal karena jalan menuju lokasi ditutup.

Laporan dari Wuhan

Dari Tiongkok dilaporkan bahwa Presiden Xi Jinping menggunakan pidato tahun baru untuk menyemangati warga dunia dan sekaligus menyerukan kerjasama internasional yang lebih erat untuk memberantas pandemi virus korona.

"Setelah mengalami pasang surut selama satu tahun ini, kini kita memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya komunitas dengan masa depan bersama bagi seluruh umat manusia," ucap Presiden Xi.

Dalam pidatonya, Presiden Xi menyampaikan bahwa negaranya saat ini akan kembali memberlakukan kebijakan tambahan untuk mencegah perebakan baru seiring akan tibanya Tahun Baru Imlek pada Februari nanti.

Dalam pidatonya, Xi menyerukan agar jutaan pekerja migran tidak mudik, sementara wisatawan diminta untuk tidak datang dulu ke Beijing pada musim liburan ini. Namun demikian sekolah-sekolah dijadwalkan buka kembali segera setelah berakhirnya liburan Imlek.

Masih dari Tiongkok, suasana malam pergantian tahun tepatnya di Kota Wuhan dilaporkan ada ribuan warga kota itu terutama kaum muda yang berkumpul di pusat kota itu untuk menyambut kedatangan Tahun Baru.

Wuhan adalah kota di mana virus korona pertama kali muncul dan kemudian merebak ke seluruh dunia. Akibat wabah, kota itu sempat menerapkan aturan lockdown mulai Januari hingga April lalu, dan saat ini wabah Covid-19 di kota itu sudah mulai dapat dikendalikan. Warga Kota Wuhan yang berkumpul di pusat kota itu terlihat tetap mematuhi aturan untuk mengenakan masker.

"2020 telah menjadi tahun yang sangat sulit karena kami mengalami epidemi, terutama di Wuhan, yang merupakan pengalaman tak terlupakan bagi kami," pungkas warga Wuhan bernama Xu Du. AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top