Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dunia Dikejutkan! Ternyata Putin Sudah Untung Ribuan Triliun dari Perang Rusia dan Ukraina, Kok Bisa?

Foto : Reuters

Presiden Rusia Vladimir Putin.

A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan perang Rusia dan Ukraina secara tak langsung telah menguntungkan Moskow.

Menurutnya, embargo yang diberikan negara-negara Barat terhadap minyak mentah Rusia telah membuat lonjakan harga global. Kedua hal itu lah yang lantas membuat pasar minyak mentah Rusia beralih ke Asia dan dijual dengan harga yang murah.

Melalui akun TikTok miliknya, Sandiaga menyebut Rusia mengalami keuntungan mencapai 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp89,4 triliun setiap harinya.

Atas besarnya keuntungan itulah ia memprediksi perang ini berlangsung lama karena Rusia masih mendapat banyak untung.

"Kenapa perang Rusia dan Ukraina ini akan cukup lama? Karena ini sangat profitable," ujar Sandiaga melalui akun TikTok-nya, dikutip Selasa (23/8).

Rusia memang menang banyak akibat perang, Bank sentral Rusia (CBR) melaporkan current account tercatat surplus 166 miliar dolar AS atau sekitar Rp2.473 triliun dalam periode Januari-Juli. Angka itu lebih dari tiga kali lipat dari periode yang sama tahun 2021 senilai 50 miliar.

Adapun besarnya surplus current account dilaporkan terjadi akibat impor yang menurun sementara ekspor melonjak akibat tingginya harga komoditas energi. Pasalnya, Rusia tidak hanya mengekspor minyak mentah, tapi juga gas alam dan batu bara yang harganya tinggi.

Kementerian Ekonomi Rusia sendiri bahkan memprediksi pendapatan ekspor energi akan mencapai 338 miliar dolar AS pada tahun ini, naik dari tahun lalu sebesar 244 miliar dolar AS.

Sandiaga Uno juga sempat mengatakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui untuk mengimpor minyak dari Rusia.

Ia menjelaskan kebijakan itu ditempuh karena Rusia berani menawarkan harga minyak di tengah melonjaknya harga minyak dunia akibat perang Rusia dan Ukraina.

Ia menyebut harga minyak Rusia bahkan 30 persen lebih murah dari harga pasar internasional.

"Rusia nawarin ke kita, eh lu mau enggak India sudah ambil nih minyak kita, harganya 30% lebih murah daripada harga pasar internasional. Kalau buat teman-teman CEO Mastermind ambil gak? Ambil. Pak Jokowi pikir yang sama, ambil," kata Sandiaga seperti dikutip di akun Instagramnya, Sabtu (20/8).

Walau begitu, kebijakan impor minyak Rusia disertai hambatan. Pasalnya sebagian pihak mengaku tidak sependapat karena khawatir adanya embargo dari Pemerintah Amerika Serikat (AS.

"Apa yang kita lihat mungkin sangat berbeda dari perspektif geopolitik, faktor ekonomi, ini memang tantangan. Barat ini kan mau bagaimanapun juga, uang, teknologi mereka yang kontrol. Setiap pengiriman dolar AS harus lewat New York," terangnya.

Namun, Sandiaga menuturkan, jika Indonesia Indonesia bisa mengkonversi pembayarannya dalam bentuk Rubel apabila RI dikeluarkan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT).

"Kata Rusia tidak perlu takut, bayar pakai rubel saja. Konversi rupiah ke rubel, nah ini teman-teman di sektor keuangan lagi menghitung," bebernya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top