Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Sejarah Kelam Ambon

Duka Inggris oleh Pembantaian Brutal VOC di Ambon

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Lengan dan kaki Shichizo yang meronta ditarik terpisah dan diikat kasar ke kusen pintu. Sebuah kain ditarik ke mulutnya dan diikat erat di belakang kepalanya. Salah satu prajurit mulai menuangkan air ke atas kepalanya yang lain berdiri di belakangnya, menarik kain yang menutupi mulutnya.

Penyiksaan itu berhasil membuat pengakuan. Shichizo mengaku terlibat dalam konspirasi dengan sekelompok pedagang Inggris yang didirikan di dekatnya. Tujuan untuk menguasai benteng dan akhirnya pulau yang begitu kaya akan rempah-rempah.

Penyidikan yang dipimpin oleh Isaaq de Bruyn, seorang bawahan Van Speult, lalu dilaksanakan. Dia adalah seorang pengacara pajak, otoritas hukum utama di pulau itu. Berbekal pengakuan Shichizo, ia menangkap, menginterogasi, dan menyiksa sepuluh tentara bayaran Jepang yang tersisa di garnisun. Akhirnya mereka semua ikut serta dalam persekongkolan itu dengan janji imbalan seribu real, jumlah yang sangat besar, berkali-kali lipat dari pendapatan tahunan mereka.

Pada26 Februari, De Bruyn mengalihkan perhatiannya ke para pedagang di pos perdagangan kecil Perusahaan Hindia Timur Inggris (East India Company/EIC) di Ambon. Dia mulai memeriksa Abel Price yang disebut Shichizo sebagai penghubung utama antara Jepang dan rekan konspirator mereka.

Setelah disiksa, Price langsung mengaku berperan dalam konspirasi yang bertujuan merebut kastil dan membunuh orang Belanda. Pemimpin konspirasi itu bernama Gabriel Towerson, kapten berusia 49 tahun dari pos perdagangan Inggris di Ambon.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top