Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Duh, Utang Global Dekati Rekor Baru

Foto : ANTARA/REUTERS/Jason Lee/Ilustrasi

Uang kertas euro, dollar Hong Kong, dollar AS, yen Jepang, pound, dan yuan China terlihat dalam ilustrasi gambar ini, 21 Januari 2016.

A   A   A   Pengaturan Font

London - Utang global melonjak ke rekor tertinggi baru hampir 300 triliun dollar AS pada kuartal kedua, tetapi rasio utang terhadap PDB turun untuk pertama kalinya sejak awal pandemi karena pertumbuhan ekonomi pulih, Institute of International Finance (IIF) mengatakan, Selasa (14/9).

Total tingkat utang, yang meliputi utang pemerintah, rumah tangga serta korporasi dan bank, naik 4,8 triliun dollar AS menjadi 296 triliun dollar AS pada akhir Juni, setelah sedikit menurun pada kuartal pertama, menjadi 36 triliun dollar AS di atas tingkat sebelum pandemi.

"Jika pinjaman berlanjut pada kecepatan ini, kami memperkirakan utang global akan melebihi 300 triliun dollar AS," kata Emre Tiftik, direktur penelitian keberlanjutan IIF.

Kenaikan tingkat utang adalah yang paling tajam di antara negara-negara emerging-markets, dengan total utang naik 3,5 triliun dollar AS pada kuartal kedua dari tiga bulan sebelumnya mencapai hampir 92 triliun dollar AS.

Sebagai tanda positif untuk prospek utang, IIF melaporkan penurunan rasio utang terhadap PDB global untuk pertama kalinya sejak pecahnya krisis virus corona.

Utang sebagai bagian dari produk domestik bruto turun menjadi sekitar 353 persen pada kuartal kedua, dari rekor tertinggi 362 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.

IIF mengatakan bahwa dari 61 negara yang dipantau, 51 mencatat penurunan tingkat utang terhadap PDB, sebagian besar didukung oleh rebound yang kuat dalam kegiatan ekonomi.

Namun lembaga itu menambahkan bahwa dalam banyak kasus pemulihan belum cukup kuat untuk mendorong rasio utang kembali di bawah tingkat pra-pandemi.

Menurut IIF, total rasio utang terhadap PDB tidak termasuk sektor keuangan berada di bawah tingkat pra-pandemi hanya di lima negara: Meksiko, Argentina, Denmark, Irlandia, dan Lebanon.

China telah mengalami kenaikan yang lebih tajam dalam tingkat utangnya dibandingkan dengan negara-negara lain, sementara utang negara-negara emerging-markets tidak termasuk Tiongkok naik ke rekor tertinggi baru pada 36 triliun dollar AS pada kuartal kedua, didorong oleh kenaikan pinjaman pemerintah.

IIF mencatat bahwa setelah sedikit penurunan pada kuartal pertama, utang di antara negara-negara maju - terutama kawasan euro - naik lagi pada kuartal kedua.

Di Amerika Serikat, akumulasi utang sekitar 490 miliar dollar AS adalah yang paling lambat sejak awal pandemi, meskipun utang rumah tangga meningkat pada rekor kecepatan.

Secara global, utang rumah tangga naik 1,5 triliun dollar AS dalam enam bulan pertama tahun ini menjadi 55 triliun dollar AS. IIF mencatat bahwa hampir sepertiga negara dalam studinya melihat peningkatan utang rumah tangga di paruh pertama.

"Kenaikan utang rumah tangga sejalan dengan kenaikan harga-harga rumah di hampir setiap ekonomi utama di dunia," kata Tiftik dari IIF.

Total penerbitan utang berkelanjutan sementara itu telah melampaui 800 miliar dollar AS tahun ini, kata IIF, dengan penerbitan global diproyeksikan mencapai 1,2 triliun dollar AS pada 2021.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top