Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Program Pendidikan

Draft Kurikulum Baru Diperluas

Foto : Koran Jakarta/Muhamad Marup

Rapat DPR | Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR, di Jakarta, Selasa (14/9) malam.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penggunaan kurikulum baru pendidikan akan diperluas pada tahun ajaran 2022/2023. Saat ini, kurikulum baru dengan nama Program Sekolah Penggerak (PSP), tengah diuji coba di 2.500 Sekolah Penggerak.

Demikian disampaikan, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anindito Aditomo, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR, di Jakarta, Selasa (14/9) malam.

"Semester depan atau tahun ajaran depan, kita tawarkan ke sekolah-sekolah yang lebih luas di luar sekolah penggerak," ujarnya. Dia membantah kabar yang menyebut bahwa saat ini kurikulum baru tersebut sudah mulai disebar ke sekolah-sekolah.

Anindito menjelaskan, prinsip pengembangan kurikulum sangat hati-hati. Adapun kurikulum yang diuji coba di sekolah penggerak masih draft atau prototipe. "Kalau sudah uji coba ke sekolah-sekolah yang lain, tidak benar. Saat ini hanya diterapkan secara terbatas di sekolah penggerak untuk uji coba," jelasnya.

Dia menambahkan, ratusan organisasi pendidikan sudah diundang untuk membahas kurikulum baru tersebut. Sehingga, dalam kurikulum tersebut juga memuat prinsip keterlibatan publik. "Jadi, draft atau prototipe ini sudah ada di banyak organisasi dan lembaga. Kami menunggu sampai akhir bulan depan untuk mendapat masukan," tandasnya.

Sesuai Perubahan

Sementara itu, Direktur Jenderal Diktiristek, Nizam, menilai perubahan yang kian cepat membutuhkan kurikulum adaptif. Nantinya, pengembangan desain kurikulum tidak perlu lagi membutuhkan waktu lama.

"Perubahan terjadi dengan sangat cepat. Kalau kita mendesain kurikulum butuh waktu panjang. Sehingga ketika kurikulum jadi, perubahan sudah berlari lebih kencang daripada kurikulum itu sendiri," ucapnya.

Nizam menjelaskan, kebijakan Kampus Merdeka mencakup kemerdekaan pengembangan kurikulum untuk menyiapkan kompetensi mahasiswa. Perguruan tinggi bisa berkolaborasi dengan kampus kehidupan, dalam hal ini, industri serta masyarakat.

"Tujuannya, menyiapkan mesin kemajuan bangsa ke depan. Bersama-sama antara kampus dan industri atau masyarakat," katanya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top