Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dokter Ingatkan Vaksin Efektif Lindungi Individu Cegah Demam Berdarah

Foto : ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi

Ilustrasi vial vaksin digunakan saat pelaksanaan vaksinasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Ketua Tim Kerja Arbovirosis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Asik Surya mengatakan vaksin demam berdarah adalah salah satu cara efektif guna melindungi individu dari penyakit tersebut sebagai pelengkap dari upaya-upaya penanggulangan yang lainnya.

Dia mengatakan hal tersebut dalam "Tanda Bahaya DBD. Kenali Sebelum Terlambat!" yang disiarkan Kemenkes di Jakarta, Kamis, sebagai respon dari pertanyaan mengenai efektivitas serta anjuran vaksin demam berdarah.

Asik menyebutkan dalam penanganan demam berdarah berupa nyamuk ber-wolbachia, yang dilindungi adalah lingkungannya, karena nyamuknya tidak menularkan infeksi tersebut. Sedangkan vaksin, lanjut dia, melindungi individu sehingga apabila orang yang divaksin tersebut pergi ke daerah endemik, maka tetap terlindungi.

Dia juga menilai vaksin sebagai cara pencegahan yang mudah, karena hanya tinggal disuntikkan, ketimbang mengurus nyamuk ber-wolbachia. Selain itu efek dari vaksin bertahan lebih lama.

Asik mengatakan sejauh ini terdapat dua vaksin demam berdarah yang sudah mendapatkan persetujuan dari BPOM.

Dia juga menuturkan untuk menjadikan vaksin demam berdarah sebagai program nasional, masih menunggu rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization, karena perlu dikaji terlebih dahulu, misalnya terkait dengan pembentukan kekebalan komunal.

"Ketika kita melakukan vaksin ini (sebagai) program, itu kan harus menentukan bagaimana program itu bisa menjadikan sebuah namanyaherd immunity, kekebalan kelompok. Jadi tidak perlu seluruhnya, misalkan 70 persen dari total penduduk. Mungkin juga bisa melindungi yang tidak divaksin," ujarnya.

Kekebalan komunal tersebut, kata dia, juga terkait dengan efisiensi dan efektivitas biayanya. Apabila dijadikan program nasional terlalu mahal, kata dia, maka dapat dijadikan program pilihan, di mana pemerintah bekerja sama dengan rumah sakit tertentu dan membiayai sebagian biaya untuk vaksin tersebut.

Dia menjelaskan demam berdarah dapat menyerang semua usia, bahkan lansia, namun vaksin dapat diprioritaskan bagi yang berisiko tinggi, seperti anak-anak. Dia mencontohkan di Kalimantan Timur, pemerintah daerahnya berinisiatif untuk memberikan vaksin secara terbatas, hanya untuk anak-anak sekolah.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top