Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

DKI Buka Peluang Kolaborasi dengan Akademisi Guna Tangani Limbah Bunga

Foto : ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym

Arsip foto - Pekerja merangkai bunga anggrek di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta, Senin (8/4/2024). Penjualan sejumlah jenis bunga, seperti krisan, mawar, anggrek, hingga sedap malam seharga Rp20 ribu - Rp250 ribu per ikat di pasar tersebut mengalami kenaikan 30-80 persen sejak Minggu (7/4) atau H-3 lebaran dan diperkirakan akan semakin meningkat pada Selasa (9/4) seiring banyaknya warga yang ingin menghias rumahnya saat Idul Fitri 1445 H.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka peluang kolaborasi dengan akademisi dan pihak swasta untuk menangani limbah bunga di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, agar menjadi produk bernilai ekonomi.

Hal ini disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Sertifikasi Hasil Pertanian (PPSHP) Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI JakartaAstri Ilhamsyah di Jakarta, Rabu.

"Kami ingin berkolaborasi dengan akademisi, swasta untuk memecahkan permasalahan sampah," kata Ilham.

Menurut dia, kolaborasi ini salah satunya dapat terwujud dalam bentuk edukasi mengeringkan bunga seperti yang ditampilkan dalam "Festival Bunga Rawa Belong 2024". Melalui edukasi ini, pedagang bisa tetap mendapatkan cuan kendati bunga hias segar tak laku dijual.

"Akademisi memberikan edukasi nanti bunga daripada tidak laku bisa dikeringkan. Jadi tren juga bunga kering itu untuk undangan, kartu ucapan," ujar dia.
Selama ini, pihaknya menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta guna menangani limbah berupa tangkai bunga tak terpakai.
Dia menyebut saat pasar sepi pembeli, sampah yang terangkut bisa sebanyak dua truk. "Kalau pasar sedang sepi bisa dua truk sehari mereka mengangkut seperti bunga mawar, sedap malam, krisan itu terbuang saja," kata dia.
Padahal dulu, kataIlham, pihak UPT mengoperasikan mesin pencacah sampah dari pasar bunga yang sebagian besar merupakan organik. Sampah yang sudah tercacah dikeringkan dan dibuat kompos.

Namun, karena faktor biaya operasional mesin yang tinggi dan berkurangnya tenaga kerja, maka penanganan sampah diserahkan pada Dinas LH.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati menambahkan bahwa Pemprov DKI juga menyediakan bank sampah yang memungkinkan pedagang Pasar Bunga Rawa Belong menabung emas.
"Kami memberikan pada pedagang bank sampah yang bisa mendapatkan emas, tabungan emas. Dan dari Dinas LH kami diberikan mesin pencacah," kata dia. Ant

Redaktur : -
Penulis : Deri Henriawan

Komentar

Komentar
()

Top