Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea

DK PBB Gagal Capai Kesepakatan Soal Peluncuran Misil Korut

Foto : AFP/Anthony WALLACE

Misil Balistik Korut l Seorang pria berjalan melintasi layar monitor di sebuah stasiun kereta di Seoul, Korsel, yang menayangkan berita soal penembakan misil oleh Korut pada Kamis (6/10). Pada Kamis, JCS melaporkan bahwa Korut telah menembakan dua misil balistik jarak pendek ke arah Laut Timur.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (5/10) gagal mencapai kesepakatan dalam menanggapi penembakan misil balistik jarak menengah Korea Utara (Korut) dalam sebuah rapat terbuka.

Amerika Serikat (AS) dan sebagian besar anggota DK PBB menyerukan langkah tegas melawan provokasi Korut dengan menyebut bahwa peluncuran misil itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi DK PBB.

Namun demikian, Tiongkok dan Russia, yang merupakan negara-negara anggota tetap DK PBB, membela Korut dan menekankan bahwa latihan militer gabungan yang dipimpin oleh AS di kawasan tersebut memprovokasi Korut, sehingga DK PBB tidak bisa mencapai kesepakatan.

Setelah sesi rapat tersebut, AS, Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan beberapa anggota DK PBB, merilis pernyataan bersama yang dibacakan oleh Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, yang isinya mengecam serangkaian peluncuran misil balistik Korut baru-baru ini.

"Peluncuran misil balistik Korut adalah pelanggaran sejumlah resolusi DK PBB dan menimbulkan ancaman regional dan komunitas internasional," ucap Dubes Thomas-Greenfield yang membacakan pernyataan bersama itu, seraya menambahkan bahwa negara-negara yang tergabung dalam pernyataan bersama tersebut tetap berkomitmen pada diplomasi dan mendesak Korut untuk kembali berdialog.

Laporan JCS

Sementara itu dari Korsel dilaporkan bahwa Kepala Staf Gabungan (JCS) menyatakan bahwa Korut telah menembakkan dua misil balistik jarak pendek ke arah Laut Timur pada Kamis (6/10) pagi.

"Misil balistik itu ditembakkan dari daerah Samsok di Pyongyang antara pukul 06.01 dan 06.23 waktu setempat," lapor JCS

Disampaikan pula bahwa penembakan misil dari Samsok dilakukan untuk pertama kalinya dan unit peluncur bergerak dipakai untuk menembakkan kedua misil tersebut.

Misil pertama terdeteksi terbang sekitar 350 kilometer dan mencapai ketinggian 80 kilometer dengan kecepatan 5 Mach. Sementara misil kedua memiliki jarak terbang sekitar 800 kilometer dan mencapai ketinggian 60 kilometer dengan kecepatan 6 Mach.

Kemungkinan besar misil pertama yang ditembakkan adalah KN-25, misil balistik yang disebut Korut sebagai 'peluncur roket ganda superbesar', dan misil kedua adalah KN-23, misil Iskander versi Korut.

Sejauh ini Korut telah enam kali meluncurkan rudal balistik dalam 12 hari terakhir dan sembilan kali sejak pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol berkuasa.

Peluncuran misil Korut ini dinilai sebagai bentuk penentangan atas kembalinya kapal induk bertenaga nuklir milik AS, USS Ronald Reagan, ke wilayah Semenanjung Korea.

Kementerian Luar Negeri Korut melalui sebuah pernyataan resmi pada Kamis subuh mengatakan bahwa pihaknya memantau AS telah menciptakan ancaman serius terhadap stabilitas di Semenanjung Korea dan daerah sekitarnya dengan membawa kembali kapal induknya masuk ke kawasan tersebut. AFP/KBS/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top