Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Perundingan Antar Menlu Russia dan Ukraina di Turki Tanpa Hasil

DK PBB Bahas Senjata Biologis

Foto : AFP/Aris Messinis

Coba Kepung Kyiv l Seorang warga Ukraina menangis setelah ia berhasil keluar dari Kota Irpin yang dikepung pasukan Russia pada Kamis (10/3). Pergerakan pasukan Russia dekat Irpin menandakan bahwa mereka ingin mengepung Ibu Kota Kyiv.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan mengadakan pertemuan darurat pada Jumat (11/3) atas permintaan Russia untuk membahas dugaan pembuatan senjata biologis di Ukraina. Permintaan pertemuan darurat DK PBB diajukan setelah pada Kamis (10/3) Russia menuduh Amerika Serikat (AS) mendanai penelitian pengembangan senjata biologis di Ukraina.

Sejak 24 Februari lalu, puluhan ribu tentara Russia menyerang Ukraina. Russia kemudian mengklaim telah menemukan bukti bahwa pengembangan senjata biologis dilakukan di laboratorium di Ukraina yang didanai AS.

Baik Washington DC dan Kyiv telah membantah tuduhan itu. Pihak AS bahkan menuding balik dengan mengatakan pernyataan Russia itu adalah tanda bahwa Moskwa akan segera menggunakan senjata mematikan itu.

"Tidak ada yang mengembangkan bahan kimia atau senjata pemusnah massal lainnya di Ukraina," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dalam pidato video, Kamis.

Negara-negara Barat telah menuduh bahwa Russia menggunakan tipu muslihat dengan menuduh lawan-lawan mereka dan AS mengembangkan senjata biologi dan kimia untuk meletakkan dasar bagi kemungkinan penggunaannya di Ukraina dan hal itu pernah dituduhkan dilakukan Moskwa di Suriah.

"Federasi Russia telah berulang kali menyebarkan disinformasi mengenai penggunaan berulang kali senjata kimia di Suriah," kata wakil utusan AS untuk PBB, Richard Mills. "Jaringan kebohongan baru-baru ini yang telah dilemparkan Russia dalam upaya untuk membenarkan perang yang direncanakan dan Russia juga tidak dapat dipercaya ketika berbicara tentang penggunaan senjata kimia di Suriah," imbuh dia.

Sebelumnya pada 2018, Moskwa menuduh AS secara diam-diam melakukan eksperimen senjata biologis di sebuah laboratorium di Georgia, bekas republik Soviet lainnya, yang seperti Ukraina memiliki ambisi untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

Dekati Kyiv

Sementara itu pasukan Russia pada Jumat (11/3) telah semakin mendekati Kyiv dan serangan Russia juga dilaporkan telah menghantam sasaran sipil di Kota Dnipro di Ukraina tengah. Ratusan ribu warga sipil juga dilaporkan masih terjebak dan diserang di kota-kota Ukraina, termasuk Mariupol yang saat ini terkepung.

Perkembangan itu terjadi setelah pembicaraan pertama antara Menlu Russia, Sergei Lavrov, dan Menlu Ukraina, Dmytro Kuleba, di Turki berakhir Kamis tanpa kemajuan.

Pasukan Russia saat ini pun telah mengepung setidaknya empat kota besar Ukraina, demikian pula Ibu Kota Kyiv semakin berisiko untuk dikepung.

Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan pada Kamis bahwa setengah dari penduduk kota telah melarikan diri dan ibu kota kini telah berubah menjadi benteng pertahanan."Setiap jalan, setiap bangunan, setiap pos pemeriksaan telah dibentengi," kata Klitschko.

Pada saat bersamaan, Presiden Zelenskyy melaporkan bahwa kota pelabuhan Mariupol di selatan telah mengalami pemboman tanpa henti, termasuk yang mengincar upaya pengiriman bantuan.

"Serangan tank Russia telah menargetkan koridor kemanusiaan yang mengirimkan bantuan makanan, air dan obat-obatan ke kota itu," kata Zelenskyy.

Sementara itu PBB pada Kamis mengatakan telah ada sekitar 2,5 juta pengungsi meninggalkan Ukraina sejak Russia menyerang negara tetangganya pada 24 Februari lalu. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top