Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dituding Mau Kudeta AHY, Eks Panglima TNI di Era SBY Ini Beri Jawaban Menohok

Foto : Istimewa.
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Panggung politik Tanah Air kembali ramai setelah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang melempar isu adanya gerakan kudeta untuk menggusur dirinya dari Demokrat. Dalam jumpa pers yang digelar mendadak di kantor DPP Partai Demokrat, putra sulung SBY ini gerakan merebut Demokrat ini melibatkan petinggi di pemerintahan alias pejabat di lingkaran dekat Presiden.

AHY dalam jumpa pers itu juga mengungkapkan bahwa dirinya telah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi untuk mengklarifikasi isu tersebut. Tidak berapa lama, politisi Partai Demokrat, Andi Arief mengungkap siapa sosok pejabat di lingkaran Presiden yang terlibat dalam gerakan merebut Demokrat itu.

Kata mantan aktivis ini, pejabat penting di lingkaran Istana yang terlibat dalam gerakan 'kudeta' di Demokrat ini adalah Jenderal (Purn) Moeldoko, mantan Panglima TNI di era SBY yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP).

Tidak berselang lama dari pernyataan Andi Arief itu, lewat jumpa pers yang digelar secara virtual, Moeldoko, jenderal angkatan darat yang pernah dipercaya SBY sebagai Panglima TNI ini langsung merespons tudingan para elit Demokrat ini.

Dalam jawabannya,Moeldoko langsung mengeluarkan pernyataan menohok yang ditujukan langsung kepada AHY. Kata Moeldoko, sebagai pemimpin, AHY harusnya tidak baperan.

"Saran saya, jadi seorang pemimpin harus pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang ambing," kata Moeldoko dalam jumpa pers yang digelar secara virtual.

Lantas Moeldoko pun menceritakan awal mula sampai ia kemudian dituding sebagai pihak yang ingin merebut Demokrat dari tangan AHY. Kata dia, ini bermula, saat ia sering kedatangan tamu ke rumahnya. Para tamu ini di antaranya adalah anak buah 'si pemimpin' yang ia minta agar jangan baperan tersebut.

Seperti laiknya menerima tamu, kata Moeldoko, ia juga banyak mengobrolkan banyak hal. Para tamu ini juga tak segan untuk mencurahkan isi hatinya. Sebagai tuan rumah yang baik, ia tentunya mendengarkan itu.

"Kalau anak buahnya nggak boleh pergi ke mana-mana saja, ya borgol saja. Mereka curhat situasi ya gue dengerin aja. Berikutnya ya udah dengarin aja. Ya saya juga prihatin dengan situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai demokrat," kata Moeldoko, salah satu jenderal lulusan terbaik Akmil tersebut. ags/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top