Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Peternakan

Disparitas Harga Telur Masih Lebar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah terus mengintervensi harga telur karena harganya kian mahal meskipun antarwilayah berbeda. Saat ini, disparitas harga telur antarwilayah dipicu oleh terkonsentrasinya produksi telur ayam rasa di Jawa dan Sumatera.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat sekitar 78 persen produksi telur ayam ras nasional terpusat di Jawa sekitar 56 persen dan Sumatera sebesar 22 persen. Sementara itu, di luar wilayah tersebut cenderung mengalami defisit pasokan, khususnya di Maluku dan Papua, yang biasanya disuplai dari wilayah Jawa.

"Selain karena defisit pasokan di luar Jawa dan Sumatera, faktor biaya distribusi dan risiko kerusakan telur, seperti telur busuk dan pecah, saat pengiriman juga menjadi salah satu penyebab terjadinya disparitas harga," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Syailendra, di Jakarta, Kamis (8/9).

Kondisi sebaran produksi telur ayam ras yang terpusat di Jawa dan Sumatra pun tecermin pada perkembangan harga telur ayam ras periode Januari- Juli 2022. Sebagai gambaran, rata-rata harga telur ayam ras di tingkat eceran di wilayah Jawa dan Sumatra secara bulanan selalu lebih rendah 1.000- 4.000 rupiah per kilo gram dibandingkan dengan rata-rata harga nasional.

Hal tersebut juga terjadi pada 7 September 2022, rerata harga telur ayam ras di Jawa memiliki selisih sekitar 2.650 rupiah per kilogram dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top