Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PLTU Riau 1 - Bahas Pembagian Jatah di Hotel Fairmont

Dirut PLN Minta "Fee" dari Johannes Kotjo Dibagi Rata

Foto : ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Terdakwa kasus suap PLTU Riau-1 Johannes Budisutrisno Kotjo (kiri) mendengarkan kesaksian mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih (tengah) pada sidang lanjutan kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1 di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (11/10). Dalam perkara tersebut Johannes Kotjo yang saat itu pemilik saham Blackgold Natural Resources Limited, didakwa memberikan suap sebesar Rp 4,75 miliar kepada Eni Saragih dan eks Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham untuk mendapatkan proyek pengadaan PLTU Riau-1.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-- Mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eni Maulani Saragih, mengakui bahwa Direktur Utama PT PLN Persero, Sofyan Basir, mendapat jatah atau fee atas proyek pembangunan PLTU Riau 1.

Awalnya, Eni menawarkan agar Sofyan mendapat jatah paling besar. Namun, menurut Eni, Sofyan menolak. Sofyan meminta agar fee dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Kotjo, dibagi-bagi secara rata. Hal itu dikatakan Eni saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (11/10).

Eni bersaksi untuk terdakwa Johannes Kotjo. Dalam persidangan, salah satu anggota majelis hakim membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) Eni. Dalam BAP, Eni menceritakan, awalnya dia menawarkan Sofyan mendapat jatah paling besar.

"Tetapi, Sofyan Basir menolak. Dia meminta supaya dibagi rata, saya, Idrus, dan Sofyan Basir," ujar salah satu hakim anggota saat membaca keterangan Eni dalam BAP.

Keterangan yang dibacakan hakim itu kemudian dibenarkan oleh Eni. "Iya betul, Yang Mulia," kata Eni. Dalam kasus ini, Kotjo didakwa memberikan uang 4,7 miliar rupiah kepada Eni Maulani Saragih. Menurut jaksa, uang tersebut diduga diberikan dengan maksud agar Eni membantu Kotjo mendapatkan proyek Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang (PLTU) Riau 1.

Proyek tersebut rencananya akan dikerjakan PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PT PJBI), Blackgold Natural Resources dan China Huadian Engineering Company Ltd yang dibawa oleh Kotjo. Menurut jaksa, Eni beberapa kali mengadakan pertemuan antara Kotjo dan pihak-pihak terkait, termasuk Direktur Utama PLN Sofyan Basir. Hal itu dilakukan Eni untuk membantu Kotjo mendapatkan proyek PLTU.

Eni mengakui pembagian fee terkait proyek pembangunan PLTU Riau 1 diketahui juga oleh Direktur Utama PT PLN Persero Sofyan Basir. "Waktu itu disampaikan kalau ada rezeki, ya sudah bagi bertiga. Saya bilang, Pak Sofyan yang bagiannya paling the best," kata Eni kepada majelis hakim.

Menurut Eni, itu bukan pertama kalinya dia membicarakan masalah pembagian fee bersama Sofyan Basir. Dalam pertemuan di sebuah restoran Jepang di Hotel Fairmont, Jakarta, pada akhir 2017, menurut Eni, Sofyan pernah mengatakan bahwa Eni seharusnya mendapat bagian besar dari proyek tersebut. "Memang tidak spesifik bilang kalau ada rezeki. Tapi, kata Beliau (Sofyan Basir), karena Bu Eni yang fight di sini, harus dapat yang the best-lah," kata Eni.

Minta Langsung

Selain itu, kata Eni, Sofyan juga pernah meminta langsung fee kepada Johannes Kotjo. Namun, permintaan itu disampaikan Sofyan tanpa disaksikan oleh Eni. "Itu betul, Yang Mulia," ujar Eni kepada majelis hakim.

Dalam BAP, Eni mengatakan, dia bersama Sofyan dan Kotjo pernah mengadakan makan malam di sebuah restoran Jepang di Hotel Fairmont, Jakarta. Ketika hampir selesai makan malam, Sofyan meminta waktu untuk berbicara empat mata dengan Kotjo. Eni meninggalkan restoran itu.

Beberapa hari kemudian, Kotjo melaporkan apa yang dibicarakan dengan Sofyan pada malam tersebut. Menurut Kotjo, Sofyan minta agar dirinya diperhatikan. Kotjo mengatakan, "Beliau (Sofyan) enggak enak kalau ada Ibu. Dan hal-hal sensitif dengan Beliau sudah saya selesaikan kemarin."

Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top