Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dipengaruhi Sentimen The Fed

Foto : s.d 8 juli
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Tekanan terhadap rupiah pada awal pekan ini diperkirakan masih berlanjut, Selasa (9/7), seiring semakin mengecilnya probabilitas kelanjutan normalisasi moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (8/7) sore melemah dipengaruhi sentimen kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed). Rupiah melemah 25 poin atau 0,18 persen dari akhir pekan lalu menjadi 14.108 rupiah per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta mengatakan di satu sisi, The Fed memandang ekonomi AS masih kuat yang tercermin dari data-data ketenagakerjaan namun di sisi lain perlambatan ekonomi AS bisa berpengaruh negatif seperti membuat beban utang korporasi membengkak.

"Kombinasi dua faktor ini menyebabkan The Fed memilih untuk bersabar dalam menyesuaikan suku bunga acuan," ujar Ibrahim.

Dengan sikap dari The Fed yang terkonfirmasi longgar (dovish), pelaku pasar kian yakin bahwa tingkat suku bunga acuan tidak akan dinaikkan pada tahun ini. Di tengah risiko perang dagang AS-Tiongkok dan AS-Uni Eropa, tentu tingkat suku bunga acuan di level yang rendah menjadi opsi yang paling baik untuk perekonomian dunia .

Terkait perang dagang AS-Tiongkok, hingga kini belum ada kesepakatan di antara kedua negara, walaupun perkembangan yang ada terbilang positif. Sementara terkait perang dagang AS-Uni Eropa, hal ini bisa meletus dalam waktu dekat. Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top