Dinkes DKI Atasi Stunting Lewat Penelusuran hingga Hadirkan Pos Gizi
Foto : ANTARA/HO-Humas Ubaya
Mahasiswa FK Ubaya saat melakukan kampanye stunting untuk anak usia dini melalui food art di kampus setempat, Rabu (24/1/2024).
Berdasarkan data terkumpul hingga November 2023, sebanyak 19,64 persen dari jumlah balita yang stunting berhasil lulus dari stunting setelah dilakukan intervensi.
"Intervensi itu artinya kalau ditemukan kasus, maka segera ditindaklanjuti," tegas Ani.
"Intervensi itu artinya kalau ditemukan kasus, maka segera ditindaklanjuti," tegas Ani.
Indikasi balita bermasalah dengan gizimulai dari berat badan yang tidak bertambah sesuai standar (weight faltering), kekurangan berat badan (underweight), gizi kurang, hinggagizi buruk yang kalau dibiarkan akan menjadi stunting.
Ani menjelaskan intervensi secara spesifik dilakukan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak di bawah lima tahun (balita) yang bermasalah dengan gizi dengan memberikan makanan kaya protein hewani, seperti telur dan susu.
Berdasarkan penelitian, telur dan susu mengandung asam amino tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. Menu makanan tambahan disiapkan sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI.
Baca Juga :
Cadangan Pangan Bantu Turunkan Kekerdilan
Upaya intervensi tersebut juga dilakukan melalui gerakan Jakarta Beraksi melalui sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, TNI/Polri, pihak swasta, dunia pendidikan, media, hingga masyarakat dalam gerakan Jakarta Beraksi.
Gerakan tersebut mewadahi semua pihak agar bergerak bersama untuk percepatan pengentasan stunting.
Gerakan tersebut mewadahi semua pihak agar bergerak bersama untuk percepatan pengentasan stunting.
Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara
Komentar
()Muat lainnya