Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Kekaisaran

Dinasti Song Menyatukan Tiongkok yang Terpecah Belah

Foto : afp/ Sam YEH
A   A   A   Pengaturan Font

Pembayaran upeti memang besar, namun lebih kecil dibandingkan biaya perang atau mempertahankan kehadiran militer secara konstan di wilayah tersebut. Selain itu, seiring berkembangnya perdagangan antara negara-negara ini, sebagian besar nilai upeti dikembalikan ke Tiongkok sebagai pembayaran atas ekspor Tiongkok.

Meskipun Dinasti Song mampu memerintah Tiongkok yang bersatu secara signifikan setelah periode perpecahan, pemerintahan mereka dilanda masalah iklim politik dan intelektual baru. Rakyat mempertanyakan otoritas kekaisaran dan berusaha menjelaskan kesalahan yang terjadi pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Dinasti Tang.

Gejala pemikiran baru ini adalah kebangkitan cita-cita Konfusianisme, sebutan Neo-Konfusianisme, yang menekankan perbaikan diri dalam kerangka metafisik yang lebih rasional. Pendekatan baru terhadap Konfusianisme ini, dengan tambahan metafisiknya, kini memungkinkan pembalikan keunggulan yang diberikan Dinasti Tang terhadap agama Buddha yang dipandang sebagai agama non-Tionghoa.

Bentrokan cita-cita politik dan agama di istana sering kali menimbulkan perpecahan dan pengasingan, namun masalah sebenarnya, tentu saja, tidak pernah benar-benar diatasi. Inilah kesenjangan besar dalam kekayaan yang melanda Tiongkok selama berabad-abad.

Salah satu upaya reformasi adalah kebijakan baru Kanselir Wang Anshi (1021-1086 M) yang ingin meringankan beban elemen masyarakat miskin terutama bagi para petani yang bekerja terlalu keras telah dibebani pajak secara berlebihan
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top