Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 13 Sep 2024, 01:35 WIB

Dinas Pendidikan Coba Ubah Tradisi Tawuran

Ratusan Siswa Pencinta Alam (Sispala) Jakarta saat membentangkan bendera merah putih raksasa dalam rangkaian pendakian bersama yang diinisiasi oleh Forum Alumni Sispala Jakarta (FASTA) di Gunung Gede, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (25/8).

Foto: ANTARA/HO-Sispala Jakarta

JAKARTA - Dinas Pendidikan Jakarta mencoba mengubah tradisi tawuran para pelajar dengan edukasi agar lebih mencintai alam. Untuk keperluan ini disdik menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Kami harapkan BNPB memberikan edukasi kepada para siswa agar lebih mencintai alam daripada tawuran," tutur Kepala Bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Jakarta, Ali Muqodas, di Jakarta Selatan, Kamis.

Kalau di antara Siswa Pecinta Alam (Sispala) sudah saling mengenal, maka tidak akan tawuran karena sudah menjadi teman. Ali menyatakan hal itu dalam diskusi dan penyerahan piala lomba mendaki Gunung Gede bersama Sispala Jakarta.

Dia menyampaikan, jangan hanya mencintai alam dengan sering naik gunung. Itu tidak ada artinya, kalau tidak bisa membuang sampah pada tempatnya. Terlebih, jika tidak mampu menerapkan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Ali, mencintai alam bukan hanya di gunung, tapi di seluruh alam. Ini khususnya di tempat mereka berada baik di rumah maupun sekolah. Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang Surya Putra menambahkan, BNPB memberikan materi seputar potensi gempa megathrust.

Menurut Bambang, Indonesia berada di kawasan cincin api sehingga ancaman bencana alam juga terbilang cukup tinggi. "Kita berada di kawasan cincin api yang potensial dengan ancaman gempa dan tsunami setelah gempa besar. Potensi ini cukup tinggi," tandas Bambang.

Maka dari itu, menurut Bambang, dengan adanya sosialisasi kepada siswa diharapkan mereka mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap alam dengan menjaga kebersihan. "Yang paling mudah, tidak membuang sampah sembarangan. Buang pada tempatnya. Bersihkan lingkungan," jelas Bambag. Dia juga mengajak siswa untuk membuat sumur resapan.

Seorang siswa yang juga abggota Sispala bernama Muhammad Rizky menuturkan, dia telah mengumpulkan sampah sebanyak 38 kilogram (kg) dari kegiatan mendaki Gunung Gede. "Saya enggak mengira bisa kumpulkan sampah sebanyak itu. Yang pasti senang karena bisa ketemu teman-teman Sispala lainnya," ujar Rizky.

Rangkaian kegiatan dalam acara ini, antara lain, penyerahan piala kepada pengumpul sampah terbanyak di Gunung Gede dari 22-25 Agustus. Kemudian, diskusi gempa megathrust dan bimbingan pembuatan konten video. Sebanyak 150 siswa mengikuti acara tersebut.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.