Digitalisasi Jangan Sampai Rugikan Petani
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah, di Jakarta, Minggu (8/11), mengungkapkan era digital menjadi momentum memperkuat nilai produk pertanian nasional, terutama kalau ingin merambah pasar global. Namun, idealnya pemerintah mendorong agar produksi pertanian dan pangan lainnya mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu sebelum berkiprah ke pasar global. Dengan demikian, impor pangan bisa ditekan.
"Pasar di dalam negeri masih jauh dari tercukupi untuk produk pertanian. Tapi, perlu diingat soal perlunya kesetaraan manfaat bagi semua pelaku rantai nilai produk pertanian," jelasnya.
Untuk menghindari petani tidak dapat menerima manfaat lebih dari digitalisasi atau sebagai pihak yang paling sedikit menerima manfaat seperti kondisi saat ini, maka kapasitas mereka harus ditingkatkan dan diberi pendampingan.
"Petani belum melek digital, sehingga perlu mendorong petani muda agar mampu memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produknya. Jangan sampai digitalisasi merugikan petani karena yang untung hanya pemilik platform digital," kata Said.
Menteri Pertanian (Mentan) periode 2000- 2004 pada Kabinet Gotong Royong, Bungaran Saragih, dalam kesempatan terpisah mengapresiasi kinerja sektor pertanian yang mampu tumbuh positif di triwulan III-2020 hingga 2,15 persen (yoy).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya