Digitalisasi Buka Peluang Kerja Penyandang Disabilitas

JAKARTA - Digitalisasi pekerjaan buka peluang kerja yang lebih banyak bagi semua orang. Hal ini merupakan dampak positif, termasuk bagi para penyandang disabilitas. Demikian disampaikan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, dalam Acara Opening Ceremony Program Thisable Summit 2021 secara virtual, di Jakarta, Senin (20/12).

"Saat ini, penyandang disabilitas yang menggunakan internet memiliki prevalensi bekerja yang tinggi dengan angka 49,4 persen," ujarnya. Dia menyebut, angka tersebut lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan internet yaitu 19,4 persen.

Dia menerangkan, masalah penggunaan internet tidak hanya masalah permintaan misalnya, program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pengguna. Menurutnya, termait pasokan seperti ketersediaan provider pun menjadi kendala.

"Permasalahan akan tetap muncul jika tidak ada penyedia internet di daerah tersebut," jelasnya.

Lebih jauh, Ida menerangkan, Di Indonesia sendiri, pada tahun 2020 terdapat 17,9 juta orang dengan disabilitas. Rinciannya laki-laki berjumlah 8,13 juta orang, sementara perempuan berjumlah sebanyak 9,82 juta orang.

Dia menambahkan, sebagian besar penyandang disabilitas bekerja berstatus sebagai pekerja informal. Sekitar tiga perempat pekerja penyandang disabilitas memiliki pekerjaan informal dalam beberapa tahun terakhir.

"Jumlah ini tentu lebih tinggi dari pekerja umum yang persentasenya sebesar 55,7 persen bekerja di sektor informal pada tahun 2019," ucapnya.

Ida menyebut, penyandang disabilitas yang tinggal di pedesaan justru memiliki peluang lebih besar untuk bekerja dibandingkan yang ada di perkotaan. Hal ini disebabkan oleh daerah pedesaan memiliki ketersediaan lapangan kerja di sektor tradisional dengan keterampilan rendah.