Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Difitnah dan Dibakar, Kisah Pabrik Milik Ranting Muhammadiyah yang Justru Tumbuh Besar sebagai Eksportir

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

MUNTILAN - Dakwah Muhammadiyah ditopang oleh ketulusan hati dan keikhlasan para anggotanya. Di banyak tempat, kisah kesuksesan Muhammadiyah, tidak lepas dari ghirah dakwah, kesederhanaan, kesabaran, serta keikhlasan mereka.

Hal demikian juga tercermin salah satunya lewat kesuksesan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Keji, Muntilan, Jawa Tengah, yang berhasil mendirikan amal usaha berupa sebuah pabrik kayu lapis dan furniture. Pabrik ini kini telah menjangkau pasar luar negeri, salah satunya Taiwan.

Dalam Pengajian Ahad Pagi Kebumen (18/9), Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jamaluddin Ahmad mengisahkan bahwa kesuksesan PRM Keji berasal dari tiga orang pekerja di perusahaan kayu di luar negeri.

Berharap hidupnya lebih bermakna, tiga orang ini memutuskan pulang kampung untuk membesarkan dan menghidupkan Muhammadiyah.

Mereka pun berencana membangun pabrik yang sama mengingat mereka memiliki keahlian dan sertifikat internasional serta di PRM Keji saat itu belum memiliki amal usaha.

Akan tetapi, proposal yang telah mereka ajukan ke tingkat pimpinan Cabang (PCM) dan Daerah (PDM) ternyata ditolak. Tak patah arang, niatan mereka ini didukung oleh warga Ranting sendiri.

"Ada yang menjaminkan 14 sertifikat tanahnya. Akhirnya mulai dari ranting. Karena nggak punya modal usaha, iuranlah, tujuh KK (Kepala Keluarga) mengagunkan tanah dan rumahnya dengan kesepakatan (risiko) jika usaha ini gagal, mereka mengikhlaskan diambil oleh perbankan syariah. Kalau berhasil alhamdulillah," ujar Jamaluddin dikutip dari situs resmi PP Muhammadiyah.

Setelah usaha berjalan, ternyata hambatan mulai berdatangan dari seperti fitnah dan dilaporkan ke polisi hingga dibakar oleh masyarakat setempat yang tidak suka mengingat Muhammadiyah di Keji saat itu hanya 2% saja.

Untungnya, kabar ini didengar oleh tokoh Persyarikatan, Dasron Hamid yang segera meminta UMY mengirimkan dana bantuan sebesar Rp1 M sehingga pabrik kayu lapis ini dapat bangkit kembali dengan lebih kuat. Untuk membesarkan, pimpinan pabrik itu selama 3 tahun juga memutuskan tidak menerima gaji.

"Akhirnya 14 sertfikat itu tidak jadi hilang, sekarang sudah dilunasi semua dan dia jadi satu-satunya ranting yang punya pabrik di Indonesia, yaitu PRM Keji, Muntilan," kisah Jamaluddin. Akhirnya, setiap kegiatan Persyarikatan di ranting itu pun ramai, sebab karyawan pabrik mesti ikut.

"Dan orang yang membakar, yang melaporkan ke polisi, jadi kepala security-nya pabrik itu. Tadinya antipati terhadap Muhammadiyah, sekarang siap mati untuk Muhammadiyah," imbuhnya.


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top