Difitnah dan Dibakar, Kisah Pabrik Milik Ranting Muhammadiyah yang Justru Tumbuh Besar sebagai Eksportir
Akan tetapi, proposal yang telah mereka ajukan ke tingkat pimpinan Cabang (PCM) dan Daerah (PDM) ternyata ditolak. Tak patah arang, niatan mereka ini didukung oleh warga Ranting sendiri.
"Ada yang menjaminkan 14 sertifikat tanahnya. Akhirnya mulai dari ranting. Karena nggak punya modal usaha, iuranlah, tujuh KK (Kepala Keluarga) mengagunkan tanah dan rumahnya dengan kesepakatan (risiko) jika usaha ini gagal, mereka mengikhlaskan diambil oleh perbankan syariah. Kalau berhasil alhamdulillah," ujar Jamaluddin dikutip dari situs resmi PP Muhammadiyah.
Setelah usaha berjalan, ternyata hambatan mulai berdatangan dari seperti fitnah dan dilaporkan ke polisi hingga dibakar oleh masyarakat setempat yang tidak suka mengingat Muhammadiyah di Keji saat itu hanya 2% saja.
Untungnya, kabar ini didengar oleh tokoh Persyarikatan, Dasron Hamid yang segera meminta UMY mengirimkan dana bantuan sebesar Rp1 M sehingga pabrik kayu lapis ini dapat bangkit kembali dengan lebih kuat. Untuk membesarkan, pimpinan pabrik itu selama 3 tahun juga memutuskan tidak menerima gaji.
"Akhirnya 14 sertfikat itu tidak jadi hilang, sekarang sudah dilunasi semua dan dia jadi satu-satunya ranting yang punya pabrik di Indonesia, yaitu PRM Keji, Muntilan," kisah Jamaluddin. Akhirnya, setiap kegiatan Persyarikatan di ranting itu pun ramai, sebab karyawan pabrik mesti ikut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Eko S
Komentar
()Muat lainnya